Ceknricek — Ledakan-ledakan bom pada Hari Paskah di tiga gereja dan tiga hotel mewah Sri Lanka menewaskan 138 orang dan mencederai lebih dari 400 orang. Hal ini disampaikan oleh tim medis rumah sakit dan sumber kepolisian, setelah suasana tenang dari serangan-serangan besar sejak akhir perang saudara 10 tahun lalu.
Dilansir Ruters, perwira polisi menyebut bahwa Di gereja St. Sebastian di Katuwapitiya, sebelah utara Kolombo, terdapat lebih dari 50 orang tewas. Media setempat melaporkan 25 orang juga tewas dalam serangan atas satu gereja di Batticaloa, di Provinsi Timur.
Namun di tiga hotel yang diserang yakni Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel dan Cinnamon Grand Colombo masih belum jelas apakah terdapat korban atau tidak. Dipastikan sembilan warga negara asing di antara mereka meninggal dalam serangan-serangan tersebut.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyerukan sidang Dewan Keamanan Nasional di kediamannya Minggu siang guna menanggapi insiden yang terjadi.
“Saya mengutuk keras serangan-serangan pengecut itu atas rakyat kami hari ini. Saya imbau rakyat Sri Lanka tetap bersatu dan kuat selama masa tragis ini,” kata dia dalam cuitannya di Twitter.
“Mohon hindari untuk menyiarkan laporan-laporan dan spekulasi yang belum terverifikasi. Pemerintah sedang mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi,” tambahnya.
Menurut the National Christian Evangelical Alliance of Sri Lanka (NCEASL), tahun lalu, telah terjadi 86 insiden yang sudah terverifikasi berupa ancaman-ancaman dan kekerasan terhadap umat Kristen yang mewakili lebih 200 gereja dan Organisasi Kristen.
Tahun ini NCEASL mencatat 26 insiden serupa, termasuk satu insiden yang dilakukan kelompok lain untuk mengganggu Misa Minggu.
Menurut sensus penduduk Sri Lanka tahun 2012, dari total 22 juta penduduk di negara itu, 70 persen di antaranya pemeluk agama Budha; 12,6 persen Hindu; 9,7 persen Muslim; dan 7,6 persen Kristen.