Ceknricek.com – Generasi Y atau yang biasa di sebut generasi milenial merupakan generasi penerus yang lahir pada tahun 1981 hingga 1997.
Generasi yang dikenal dengan kehidupan modernnya yang membuat generasi ini terkadang memiliki citra kurang baik dari pandangan orang lain. Generasi yang tidak bisa lepas dari teknologi, yang menjadikan kecanggihan sebagai bahan pokok utama dalam kehidupannya.
Jumlah generasi milenial di gunia kerja saat ini mencapai 50 persen dan diperkirakan pada tahun 2030, generasi ini akan menguasai hingga 75 persen lapangan kerja. Di Indonesia sendiri, generasi ini mencapai 34,45 persen populasinya.
Namun ternyata generasi milenial memiliki pandangan buruk pada lingkungan masyarakat sekitar, seperti apa penjelasannya seperti dikutip dari kumparan.com? Mari kita simak!
Manja
Generasi ini kerap masih bergantung pada orang tua, hal tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan menyatakan bahwa generasi milenial yang masih tinggal dengan orang tua masih meningkat.
Bahkan berdasarkan data sensus penduduk pada tahun 2010 dan 2015 presentasi penduduk usia 25-39 yang tinggal dengan orang tua naik dari 17,9 persen menjadi 22,2 persen.
Me Generaton
Lahir pada zaman modern seperti ini membuat generasi milenial sudah melekat dengan penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bekerja ataupun sekedar mencari informasi.
Kecanggihan teknologi pada zaman sekarang, membuat generasi ini di cap sebagai generasi yang memiliki dunia sendiri dan tidak pedulu terhadap lingkungan bahkan orang lain.
Hobi Pindah-pindah Kerja
Persepsi lain yang hadir untuk generasi milenial yakni memiliki sifat yang mudah bosan, suka hura-hura dan berpindah-pindah pekerjaan. Berbeda dengan genersai sebelumnya yang memiliki sifat yang lebih loyal terhadap yang ia lakukan,. Terbukti pada generasi sebelumnya mereka sanggup bekerja hingga berpuluh-puluh tahun pada bidang dan perusahaan yang sama.
Lebih Suka “Single” Daripada Berkeluarga
Salah satu pandangan buruk tentang generasi ini yakni kurang tertarik untuk cepat-cepat mendapatkan status berkeluarga pada dirinya. Jika dulu pada usia 20 tahun sudah dianggap ‘tua’ bila belum menikah, kini masih banyak yang masih berstatus lajang hingga usia 30-an.
Berdasarkan penelitian PEW Research yang dilakukan di Amerika Serkat pada tahun 2014, berhasil mengumpukan data yang hasilnya menunjukan generasi milenial di negara tersebut tidak lagi menganggap pernikahan sebagai hal yang sangat penting. Hanya 26 persen milenial yang sudah memiliki status berkeluarga.
Tingkat Konsumtif Tinggi
You Only Live Once (YOLO) menjadi slogan yang melekat pada generasi milenial yang hidup pada era digital seperti ini. Menghabiskan uang untuk sekedar berbelanja, jalan-jalan hingga buaya minum kopi premium sering dikaitkan dengan generasi ini yang menginginkan kebahagiaan yang instan.
Demi mendapatkan kebahagiaan dan keseimbangan hidup, mereka rela mengeluarkan uang demi sekedar hobi atau keingina yang mereka sukai.