Ceknricek.com– Komisi Eropa pada Senin (7/7/25) mengatakan, mereka tidak memiliki bukti bahwa Hamas mencuri bantuan kemanusiaan di Gaza. Komisi Eropa menambahkan bahwa situasi kemanusiaan di daerah kantong itu sebagai bencana, sebagaimana dilansir Antara.
Saat berbicara dalam pengarahan kepada wartawan, juru bicara Komisi Eropa Eva Hrncirova menanggapi pertanyaan mengenai tuduhan bahwa kelompok Hamas mengalihkan bantuan yang ditujukan untuk warga sipil.
“Kami tidak memiliki laporan apa pun mengenai Hamas yang mencuri bantuan,” jawabnya, seraya menekankan komitmen Uni Eropa terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan yang independen dan netral.
“Jelas, kami tidak menyembunyikan fakta bahwa situasi di Gaza sangat buruk dan sangat, sangat rumit,” tambah Hrncirova.
“Meski begitu, kami memiliki sistem yang sudah ada. Kami memiliki infrastruktur untuk menyalurkan bantuan ke Gaza, dan ini adalah sistem yang harus segera digunakan untuk membantu orang-orang di Gaza yang kelaparan,” lanjutnya.
Hrncirova menggarisbawahi bahwa Uni Eropa terus bergantung pada organisasi kemanusiaan internasional yang stabil untuk menyalurkan bantuan.
“Kami tidak bekerja sama dengan Yayasan Kemanusiaan Gaza karena kami berpikir bahwa bantuan kemanusiaan tidak akan pernah bisa diprivatisasi, dipolitisasi, atau menjadi alat konflik,” imbuhnya.
Komisi tersebut terus meminta otoritas Israel untuk memberikan akses kepada mitra bantuannya di Gaza. Yayasan Kemanusiaan Gaza adalah mekanisme AS yang sangat kontroversial yang didukung Israel yang beroperasi di Jalur Gaza sejak 27 Mei.
Sejak skema itu diterapkan, ratusan warga Palestina yang mencari bantuan telah dibunuh di atau dekat lokasi distribusi bantuannya oleh tentara Israel dalam dua bulan terakhir, menurut pejabat PBB.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan lebih dari 170 LSM, termasuk Oxfam, Amnesty International, dan Doctors Without Borders (MSF), menandatangani pernyataan bersama yang menyerukan diakhirinya skema distribusi mematikan Israel, termasuk apa yang disebut Yayasan Kemanusiaan Gaza. Mereka juga menyerukan kembali penyaluran bantuan ke mekanisme koordinasi yang dipimpin PBB.
Israel telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman yang tiada henti telah menghancurkan daerah kantong itu dan menciptakan kondisi seperti kelaparan.