Ceknricek.com– Seorang pembawa berita televisi Iran, Sahar Emami (40), menjadi sorotan dunia setelah tetap melaksanakan siaran langsung di tengah serangan rudal Israel yang mengguncang gedung kantor berita tempat ia bekerja.
Sosoknya kini dipuji sebagai simbol perlawanan nasional dan keberanian perempuan Iran. Dilansir dari Financial Times, Emami tengah membacakan berita di saluran TV milik pemerintah, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), pada Senin, 16 Juni 2025, ketika suara ledakan keras terdengar dan studio diselimuti asap serta serpihan puing.
Tayangan siaran langsung tersebut sontak mengejutkan pemirsa yang menyaksikan perkembangan konflik Israel-Iran melalui televisi nasional. “Suara yang baru saja Anda dengar adalah suara agresor yang menyerang tanah air kita, suara penindas yang ingin membungkam kebenaran,” ujar Emami sambil mengangkat jari telunjuknya di hadapan kamera.
“Apa yang baru saja Anda saksikan… studio berita yang penuh asap ini,” lanjutnya, sebelum terpaksa meninggalkan meja siaran karena ledakan kedua menghantam bangunan.
Beberapa menit kemudian, Emami kembali muncul di layar dari studio cadangan, meski gedung IRIB terlihat terbakar dalam video yang beredar di media sosial. Aksi heroiknya langsung direspons oleh pemerintah dan media lokal, yang menyebutnya sebagai “singa betina Iran”.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyebut Emami sebagai “simbol ketangguhan, ketabahan, dan semangat pantang menyerah”. Juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, bahkan menyamakan Emami dengan Gordafarid, tokoh perempuan pejuang dari epik Shahnameh karya sastrawan legendaris Persia, Ferdowsi.
“Malam tadi, di tengah serangan brutal rezim Zionis… seorang perempuan Iran berdiri tegak di hadapan kamera tanpa rasa takut, penuh keteguhan, dan cinta pada tanah airnya,” kata Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi.
Kurang dari 24 jam setelah kejadian, mural bergambar Emami tengah siaran dengan jari telunjuk terangkat telah terpajang di Lapangan Vali-e Asr, pusat kota Teheran. Mural tersebut menampilkan ayat dari Shahnameh yang menggambarkan “gadis di medan perang”, memperkuat kesan nasionalisme melalui referensi budaya pra-Islam yang jarang disorot oleh Republik Iran.
Sejumlah tokoh olahraga juga ikut memberi dukungan. Atlet karate Amir Mehdizadeh dan penembak jitu Javad Foroughi bahkan mendedikasikan medali emas mereka dari kompetisi internasional untuk Emami. Mohajerani mengusulkan penghargaan jurnalisme keberanian diberi nama Emami.
Emami yang merupakan lulusan teknik pertanian, bergabung dengan IRIB sejak 2008 dan dikenal luas sebagai pembawa acara Pishkhan Khabar, program berita dan isu aktual. Meski IRIB kerap dikritik oleh kelompok reformis karena dianggap menjadi corong pemerintah yang otoriter dan mengekang kebebasan pers, keberanian Emami dinilai melampaui batas ideologis.
Israel meluncurkan serangan ke kantor IRIB sekitar satu jam setelah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk Distrik 3 Teheran, lokasi kantor pusat televisi negara, markas polisi, dan tiga rumah sakit. Serangan tersebut menewaskan tiga orang, termasuk produser berita Nima Rajabpour dan staf kantor Masoumeh Azimi.
Kantor berita IRNA melaporkan, ledakan menghancurkan lantai keempat gedung—lokasi ruang berita dan studio siaran tempat Emami berada saat kejadian. Rekaman terbaru yang dirilis IRIB menunjukkan api kembali membakar bagian gedung, dipicu oleh embusan angin yang menyulut kembali bara sisa serangan hari sebelumnya.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menyatakan keprihatinannya atas serangan terhadap media. Emami menutup siarannya dengan mengatakan bahwa serangan tersebut adalah “serangan terhadap kebebasan berbicara, kebenaran, dan suara para perempuan, laki-laki, serta anak-anak yang menjadi martir dalam beberapa hari terakhir.”