Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Berita»KESEHATAN

Rektor UNHAS : Perlu Kajian Ilmiah Baru Buat Terapi Dr TAP

KESEHATAN May 6, 2018Updated:March 8, 20253 Mins Read

Ceknricek.com – MENCUATNYA kasus Dr. dr. Terawan Agus Putranto (TAP), penerap terapi "cuci otak" untuk menangani  stroke — metode ini kemudian dinilai kurang punya "rujukan ilmiah" — memaksa Rektor Univesitas Hasanuddin Prof DR Dwie Aries Palubuhu angkat bicara.

Bernada membela, Prof Dwie Aries mengatakan : "Dari sisi sains temuan DR TAP itu memenuhi syarat akademik dan telah diuji berkali kali hingga dipresentasikan pada promosi doktor. Ini membuktikan bahwa proses dalam mengkaji ilmu tersebut sudah benar".

Ditemui wartawan ceknricek.com Iwan Perwira, pada acara Temu IImiah Internasional Kedokteran Gigi Seluruh Indonesia, yang di gelar di Makassar, Kamis (5/4), rektor perempuan pertama UNHAS ini menambahkan, hasil temuan DR  TAP itu adalah sebuah inovasi di bidang kedokteran, khususnya penanganan stroke.

Ia mengatakan, sempat ikut hadir pada promosi Doktor TAP tahun 2016 lalu. Malah, isteri Nasir Kalla, adik Wapres Jusuf Kalla, itu pun ikut memberi apresiasi atas temuan Kepala RSPAD Gatot Subroto, Jakarta tersebut. "Proses kajiannya telah melalui berbagai proses akademik yang baik dan terukur," ujarnya.

Metode terapi penanganan stroke yang diterapkan DR TAP dengan cara wash flushing (siram otak) atau nama lain brain wash (cuci otak) melalui proses DSA(Digital Substraction Angiogram) memang dikritik tajam, dinilai salah kaprah dan tidak didukung rujukan ilmiah yang cukup.

"DSA itu buat diagnosa. Bukan buat terapi pengobatan, apalagi terapi preventif," tegas Prof DR Hasan Machfoed, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), salah seorang pengeritik terapi DR TAP. Bersama banyak sejawatnya, Prof Hasan resah menunggu penjelasan ilmiah DR TAP berkaitan dengan terapi "cuci otak" tersebut selama lebih 10 tahun. Mereka mengkhawatirkan keamanan terapi itu bagi pasien.

Namun, DR TAP, katanya, terus menghindar pertemuan ilmiah yang diinginkan sejawatnya dari kalangan kedokteran. Gara-gara sikapnya itu, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, mengundang dia untuk mendapatkan klarifikasi. "Tapi, sekitar enam kali dipanggil, DR TAP tetap tidak mau datang," ujar seorang profesor.

Walhasil, pada 12 Februari lalu, MKEK mengeluarkan putusan. DR TAP dinilai melakukan pelanggaran etik berat dan serius. Makanya direkomendasikan untuk diberhentikan sementara sebagai anggota IDI.

Keputusan itu memicu penolakan. Dari sejumlah tokoh yang pernah memanfaatkan terapi pengobatan "cuci otak" DR TAP.  Silang pendapat pun ramai. Para tokoh mewacanakan "testimoni kebenaran" versi mereka. Sementara kalangan kedokteran menuntut penjelasan ilmiah DR TAP.

Pelaksanaannya bisa dilakukan tertutup dan terbatas. Kalau keberatan di forum eksternal, diusulkan— dan usul itu didukung Prof Hasan Machfoed — UNHAS saja yang mengadakan semacam eksaminasi ilmiah tertutup. Usul tersebut rupanya cukup direspon Rektor UNHAS. Meski pun, rektor menggunakan diksi kajian ilmiah.

Wanita kelahiran Lampung 53 tahun lalu itu, mengatakan polemik yang terjadi pada kasus DR TAP sebaiknya tidak dibawa ke ranah umum. Karena masyarakat bisa jadi bingung.

"Kalau ingin membantah satu temuan ilmiah silakan dibantah dengan cara menulis kajian ilmiah untuk menjelaskan kekurangan temuan sebelumnya. Atau membawanya ke forum ilmiah, karena di situlah semestinya perihal ilmiah dibahas", sambung mantan wakil rektor IV UNHAS itu.

Apakah perlu dilakukan eksaminasi terhadap pengukuhan doktor DR TA? Mantan wakil ketua bidang kordinasi hubungan luar negeri dan hankam ICMI priode 2011-2016, mengatakan tidak perlu.

"Kekurangan yang di pandang ada pada sebuah temuan ilmiah sebaiknya di jawab dengan melakukan kajian dan temuan lagi, agar dapat melengkapi temuan sebelumnya," tutur Doktor Sosiologi lulusan UNHAS tahun 2005.

Begitulah, dalam ihwal metode terapi DR TAP, kaidah ilmu diharapkan bisa menjadi pelengkap bagi temuan sesudahnya dan menjadi inovasi bagi temuan sebelumnya.

Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Sido Muncul Bantu Operasi Gratis Sumbing Bibir dan Langit-langit

Meal Replacement iSlim Luncurkan Tiga Varian Rasa Buah

Cara Tepat Jaga Imunitas di Musim Hujan

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.