Ceppy*
Ceknricek.com – Sebetulnya, semua ini awalnya dari kesalahan manajemen perusahaan Abu Tours. Begini, sekarang ini kan memang banyak perusahaan biro perjalanan umrah yang memberikan harga paket murah. Contohnya, seperti kasus sebelumnya, First Travel. Akibatnya, karena memberikan harga murah, ini berdampak kepada usaha klien kami.
Ini lebih kepada miss-management dalam menata kelola atau manage perusahaan. Mereka (Abu Tours) benar-benar mengalami keterbatasan ilmu. Tahun 2012, Abu Tours sempat menjual harga reguler lewat pembiayaan umrah sebesar angka Rp17 sampai 18 juta. Kemudian, tahun 2014, muncul perusahaan biro perjalanan umrah lainnya dengan menawarkan angka Rp 12 sampai Rp 13 juta per paket atau orang. Makanya, muncul pesaing atau kompetitor. Enggak sedikit perusahaan travel, yang berizin atau enggak, menjual dengan promo murah.
Jadi, masalah sebenarnya lebih ke promo. Padahal, harga standarnya saat itu adalah Rp17 sampai Rp18 juta, tapi malah ada yang sampai Rp12-13 juta. Karena itu, Abu Tours ikut-ikut menjual harga promo. Padahal, dengan harga promo itu kan enggak mencukupi. Akhirnya, klien kami berusaha menutupi kekurangan biaya perjalanan umrah dengan cara berinvestasi lewat usaha restoran dan percetakan. Di sinilah muncul masalah timpang operasional. Akhirnya banyak jemaah refund dan batal umrah, akhirnya biro tur harus gali lubang tutup lubang.
Saya sempat berbicara dengan istrinya (Nursyariah Mansyur). Dia bilang, mau menjaminkan semua aset untuk memberangkatkan jemaah. Aslinya, klien kami bukan dari orang kaya. Sebelumnya, dia pegawai di Pizza Hut, loper koran di Makassar, pegawai cuci piring di warung, sampai mengangkut ikan. Memang benar-benar dari orang menengah ke bawah. Umur dua tahun jadi anak yatim, ditinggal ibunya, lalu jadi pengangkut ikan. Setelah itu jual es keliling dan merantau ke Jakarta, kemudian belajar sendiri jadi agen travel dan sukses mendirikan Abu Tours.
Sebelumnya, kami sudah melakukan legal audit dan ada investor yang tertarik untuk membeli aset-aset tapi sudah ditahan dan izin usaha mereka dicabut. Kami hanya meminta Kementerian Agama untuk bersikap. Masih ada 96 ribu jemaah yang masih jadi tanggung jawab Abu Tours untuk diberangkatkan, sementara di sisi lain, pemilik mau bertanggung jawab.