Ceknricek.com – Foto seseorang yang mirip Joko Widodo saat Kampanye PKI pada 1955, sempat viral di media sosial, 2014. Merasa difitnah, Presiden Jokowi menjelaskan soal ini, Rabu (25/4).
"Coba lihat gambar ini, waktu ketua umum PKI 1955 kampanye untuk pemilu, DN Aidit pidato, saya ada di bawahnya coba, saya lahir saja belum sudah digitu-gitukan," kata Presiden Joko Widodo pada Musyawarah Nasional (Munas) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di Asrama Haji Jakarta.
Gambar yang sempat viral itu, memperlihatkan Ketua Umum PKI DN Aidit sedang berpidato di hadapan massa pada kampanye Pemilu 1955. Di bawah podium DN Aidit ada sosok dengan kemeja lengan panjang menghadap ke massa yang tubuhnya kurus dan dari samping tampak mirip Joko Widodo.
Hoax foto Presiden Jokowi bersama DN Aidit/foto:istimewa
"Ini fitnah di media sosial sudah lebih dari empat tahun. Ini menuduh Presiden Jokowi itu PKI coba, saya lahir tahun 1961 PKI dibubarkan tahun 1965, saya baru umur 3,5-4 tahun, masa ada PKI balita? Logikanya gak masuk," ungkap Presiden.
Presiden menilai bahwa foto itu menyatukan wajah dan tubuh dari dua objek yang berbeda.
"Logikanya tidak masuk, lahir saja belum sudah di bawahnya mimbar, tapi memang mukanya beda, badan saya ditaruh di situ. Anak-anak muda sekarang pinter-pinter," tambah Presiden.
Gambar-gambar seperti ini, lanjut Jokowi, tidak hanya satu, dua, dan tiga, tapi banyak. "Apa masih diteruskan cara-cara seperti ini? Apa basis masjid-masjid yang kita miliki membangun ketaqwaan, akhlak, iman kita dan bukan justru menyodorkan gambar yang tadi seperti saya sampaikan?" ungkap Presiden.
Jokowi berharap BKPRMI melakukan kegiatan yang membangun ketaqwaan, bukan sebaliknya menyebar fitnah.
Menurut Presiden, energi masyarakat jangan sampai terbuang hanya untuk mengurus fitnah, tapi harus difokuskan untuk membangun negara.
"Saya sampaikan kritik silakan beri masukan, saya selalu terbuka, tapi bedakan kritik dengan mencela, kritik dengan fitnah, kritik dengan memaki, itu berbeda, kritik itu berbasis data dan memberikan solusi," kata Presiden.