Ceknricek.com – Sebuah pertemuan antara startup Indonesia dengan para investor sedang berlangsung saat ini. Melalui program Global Ventures Summit (GVS) 2018 keduanya sedang mencari kecocokan satu sama lain untuk nantinya bekerjasama saing menguntungkan. Acara bergengsi itu tengah berlangsung di Jakarta pada 25-27 April 2018. Tahun ini, GVS mengusung tema "Empowering Scalable Technologies in High Growth Markets" yang menghubungkan lebih dari 100 modal ventura dan 200 angel investor di empat kota yang disinggahi, yakni Meksiko, Los Angeles, Dubai, dan Jakarta. Sejumlah investor yang hadir termasuk nama-nama keren, termasuk Lo Toney (Google Ventures), Joshua Slayton (AngelList) dan Jay Eum (TransLink Capital).
Diharapkan para generasi muda akan mampu membangun unicorn (startup yang valuasinya di atas 1 miliar dolar AS) lebih banyak yang membanggakan Indonesia. Di tingkat ASEAN ada sekitar tujuh unicorn, empat di antaranya dari Indonesia, yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjadi pihak yang menghubungkan kedua belah pihak. Pertemuan ini merupakan kesempatan bagi kaum muda Indonesia yang kreatif untuk mendapatkan dukungan dana dari pemodal agar bisnis mereka semakin mulus.
"Startup Indonesia mendapatkan kesempatan berbagi pemikiran dari para pembicara internasional yang terdiri dari inkubator, akselerator, mentor, mitra dan investor," kata Deputi Bidang Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari, Kamis (26/4).
GVS merupakan rangkaian kegiatan tur yang diprakarsai Parkpine Capital, dan bertujuan mempertemukan startup potensial dengan investor pilihan dari Silicon Valley. Selain pemaparan, acara itu juga menghadirkan pitch battle yang memperebutkan total hadiah 50.000 dolar AS dan kunjungan ke Silicon Valley.
Pitching yang dikumpulkan berupa rencana bisnis yang berhubungan dengan teknologi dan akan diuji oleh lima juri yang terdiri dari investor, pelaku startup dan figur bisnis lainnya.
Sampai 2017, Indonesia telah mempunyai empat Unicorn dengan jenis startup dari E-Commerce, On-Demand Service dan Fintech.
Jenis startup baru pada 2018 adalah logistik, digital enabler, talent scouting, agrikultur serta penggunaan teknologi IOT, blockchain dan artificial intellegence
Wirausaha Digital
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap generasi muda mau terjun menjadi wirausaha digital. Pasalnya, Indonesia berharap akan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.
Indonesia punya potensi cukup besar. Pengguna internet di Tanah Air sudah mencapai 143 juta orang. Terlebih hingga tahun 2045 Indonesia memiliki bonus demografi, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. "Ini merupakan masa emas bagi Indonesia untuk juga menjadi 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030," katanya.
Dalam kasus ini, pemerintah membangun gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup), antara lain di Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC) atau TohpaTI Center, Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.
'Kami juga bersama pihak swasta mendorong pengembangan Nongsa Digital Park di Batam. Selain itu, Apple membangun innovation center di BSD," ujar Airlangga. Generasi muda diminta mengembangkan software, web, aplikasi, film dan animasi, serta program-program digital lainnya.
Generasi milenial Indonesia agar bisa menguasai bahasa Inggris, statistik, dan koding. "Materi ini bisa dipelajari dalam kurun enam bulan, dan Indonesia siap menjadi solusi dalam digital ekonomi," tegasnya.
"Saat ini, peluang bisnis semakin terbuka dengan adanya berbagai marketplace, seperti Bukalapak dan Tokopedia. Dahulu para founder marketplace yang ada di Indonesia itu memulai usaha sejak mereka duduk di bangku kuliah," kata Airlangga. RW