Ceknricek.com — “International Festival of Language and Culture” (IFLC) 2019 diikuti 2.000 pelajar dari 160 negara kembali digelar dan berlangsung di Amerika Serikat (AS).
Acara ini merupakan festival temu bahasa dan budaya yang telah berlangsung selama 17 tahun berturut-turut. IFLC berusaha mempromosikan, memberikan pembelajaran, dan melakukan pertukaran ide, guna mendukung nilai-nilai toleransi, perdamaian dunia, jalinan persahabatan, dan sikap saling memahami.
Menurut Azka Dermawan, PR Manager Edukasi Universal (Eduversal) Indonesia di Jakarta, Kamis (23/5), misi IFLC yakni menjadi sumber daya dalam menjaga nilai-nilai keragaman sebagai upaya mendukung dan menggaungkan nilai persahabatan dan dialog di antara para pelajar dan generasi muda dari berbagai latar belakang budaya.
Eduversal Indonesia merupakan penyedia layanan pendidikan yang menjadi mitra 8 sekolah di Indonesia meliputi:
(1) Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan;
(2) Pribadi Depok, Depok;
(3) Pribadi Bandung, Bandung;
(4) Semesta Bilingual School, Semarang;
(5) Fatih Bilingual School, Banda Aceh;
(6) Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School, Banda Aceh;
(7) Rancamaya Boarding School, Bogor dan (8) Kesatuan Bangsa, Yogyakarta.
Azka menjelaskan, setiap negara menampilkan budaya dan bahasa sesuai negara asal mereka. “Memang sengaja tidak menggunakan bahasa Inggris. Orang muda yang berkumpul diajak untuk melihat keindahan dalam keberagaman yang ada di setiap negara,” ujar Azka.
Sumber: Kompas
“Cinta berhasil memukau khalayak Amerika dengan membawakan lagu Zamrud Khatulistiwa ciptaan Guruh Soekarnoputra,” tambahnya.
Tidak hanya menjadi festival pertunjukan budaya, IFLC yang telah berlangsung selama 3 minggu di New York, Washington hingga Toronto (Kanada) ini juga diisi dengan beragam kegiatan untuk memperkuat persahabatan, memperluaskan wawasan dan budaya.
“Sekolah-sekolah mitra Eduversal bukan hanya dikenal dengan prestasi akademisnya saja tetapi juga dikenal dengan berbagai prestasi kesenian dan budaya, baik nasional maupun internasional,” ungkap lulusan UGM ini.
Azka mengatakan, pendidikan holistik menjadi sangat penting karena setiap siswa memiliki keunikan dan kekhasan berbeda. Mungkin ada yang suka STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika). Namun, jangan dilupakan, ada juga siswa yang suka menyanyi, menari, dan berbagai keterampilan lain yang tidak kalah penting.”
Indonesia sendiri mengirimkan perwakilannya, yaitu siswi kelas X SMA Kesatuan Bangsa Billingual School Yogyakarta, Cinta Putri.