Ceknricek.com – Kajian The Ocean Cleanup Foundation memperkirakan sekitar 80.000 ton plastik berada di ‘Area Sampah Pasifik Raya’ yang membentang antara California dan Hawaii, Amerika Serikat. Jumlah itu 16 kali lipat dari yang sebelumnya. Menurut peneliti dari Universitas Georgia Dr. Jenna Jambeck – yang dimuat dalam Jurnal Science (sciencema.org) 12 Februari 2015 – Indonesia membuang limbah plastik sebanyak 3,2 juta ton, dan berada di urutan kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut setelah Cina.
Kita bisa mencontoh Australia yang memanfaatkan plastik untuk membuat jalan raya. Seperti dilaporkan ABC News proyek baru di utara Melbourne itu telah berhasil mengubah kantong plastik menjadi jalan raya.
Jalan sepanjang 300 meter, di Rayfield Avenue di Craigieburn, menggunakan aditif yang terdiri dari 530.000 kantong plastik, lebih dari 12.000 kartrid printer daur ulang dan 168.000 botol kaca.
“Kami pikir ini inisiatif besar,” kata Geoff Porter, Walikota Pemkot Hume. “Jika berhasil seperti yang kami harapkan, kami akan mempromosikan hal ini di seluruh kota.”
Pengujian juga mengungkapkan jalan baru dapat menangani suhu ekstrim lebih baik. Mengenai biaya, harganya sama seperti biaya jalan tradisional.
“Bukan hanya kompetitif, tetapi hal ini membuat permukaan jalan lebih fleksibel, lebih kuat, lebih tahan lama dan sangat bermanfaat bagi produk yang seharusnya dibuang ke TPA,” kata Craig Devlin, direktur Close the Loop sponsor kegiatan tersebut. .
Kantong plastik dikumpulkan dari jaringan supermarket di Australia oleh kelompok daur ulang besar lainnya.
Bahan aditif untuk jalan ini dikembangkan oleh Close the Loop menggunakan $ 40.000 dari $ 2,5 juta dana pemerintah negara bagian yang ditujukan untuk penelitian dan pengembangan daur ulang.
Menurut Rob Spanece, ini merupakan langkah tepat dan dapat mengurangi tekanan dari pemkot di tengah krisis daur ulang akibat penolakan China menerima sampah plastik dari Australia.
Tapi Spence memperingatkan efek penuhnya mungkin belum terasa selama beberapa tahun.
“Dalam lima tahun ke depan atau lebih, kita akan melihat restrukturisasi besar dalam industri ini,” katanya.“Akan dibutuhkan suntikan modal yang signifikan.”
Sementara itu Pemkot mengadakan perjanjian dengan perusahaan daur ulang untuk pengumpulan sampah pinggir jalan, menyusul keputusan China, akan berakhir pada 1 Juli 2018.
Spence mengatakan bahwa Pemkot akan meluncurkan perjanjian baru dengan harga yang sama – sekitar $ 1 seminggu atau $ 52 per tahun per rumah tangga.
“Beberapa dari mereka telah menandatangani dan ada yang lebih menekan pendaur ulang untuk mendapatkan harga yang lebih baik,” katanya. “Kami ingin prosesnya mulus dan sistem daur ulang ini terus beroperasi”