Ceknricek.com — Para pencari suaka kembali melakukan aksi demo di depan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Jalan Kebon Sirih Kav.75, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
Aksi massa dilatarbelakangi oleh penghentian bantuan dari Pemprov DKI, dan juga tuntutan agar UNHCR memperhatikan mereka.
Pemprov Putuskan Berhentikan Bantuan
Setelah 41 hari diberi tempat tinggal di eks Gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, dukungan dan bantuan bagi para pencari suaka akan dihentikan. Alasannya karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak lagi memiliki cukup dana untuk membantu.
Keputusan tersebut diambil setelah Pemprov DKI Jakarta melakukan pembahasan dengan UNHCR dan International Organization for Migration (IOM) di Indonesia.
Pemprov DKI memutuskan, mulai 31 Agustus 2019 para pencari suaka tak bisa lagi ditampung di bekas gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta agar UNHCR mencarikan tempat lain untuk para pencari suaka.
Baca Juga: UNHCR Akui Kekurangan Dana Tangani Pengungsi Suaka
“Saya minta UNHCR mencari jalan karena setelah tanggal 31 enggak bisa lagi di situ. Kami sudah 41 hari membantu mereka. Kebetulan, pendanaan kami juga tidak mencukupi juga kalau terus-menerus. Di sini juga kami melihat, pengungsi yang sengaja datang pakai paspor ke Indonesia, tiba-tiba mengaku paspornya hilang. Mereka minta suaka politik di negara tujuan ketiga,” ujar Prasetio dalam rapat pembahasan masalah pengungsi di lantai 10 DPRD DKI Jakarta, Rabu (21/8).
Prasetio meminta UNHCR dan IOM untuk menangani kelanjutan nasib dari para pencari suaka itu. Tindakan tersebut dilakukan dengan cara memulangkan pencari suaka ke negara asal ataupun segera diberangkatkan ke negara ketiga.
“Nah, di sini tadi kami menekankan kepada UNHCR dan IOM membantu untuk memulangkan pengungsi-pengungsi ini ke negara asal, dideportasi. Karena bukan apa-apa, kemampuan kita enggak ada,” katanya.
UNHCR dan IOM Tak Bisa Banyak Bantu
Senior Protection Officer UNHCR atau Komisioner PBB untuk Pengungsi di Indonesia Julia Zaykowski mengungkapkan, pihaknya saat ini sudah tak mendistribusikan makanan untuk para pencari suaka.
Hal itu diungkapkan Julia saat rapat pembahasan masalah pengungsi di lantai 10 Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (21/8). “Sehubungan dengan distribusi makanan berakhir, kami tidak memiliki sumber lagi,” ucap Zaykowski.
Baca Juga: Pencari Suaka Membeludak, Bakesbanpol Keluarkan Tatib Lingkungan
Soal para pencari suaka yang tak bisa lagi menempati Gedung Eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, mulai 31 Agustus 2019, UNHCR berjanji akan menginformasikan kepada para pencari suaka.
“Kami mengerti dan memahami pemerintah harus menutup tanggal 31 nanti. Kami sudah menginformasikan bahwa fasilitas akan ditutup per 31 (Agustus) dan kami tetap mengharapkan pemerintah menginformasikan ke mereka,” kata dia.
Sementara itu, Chief Migration Health Physician IOM di Indonesia Wali Raz Mohammad juga menyatakan, IOM pun memiliki keterbatasan untuk membantu para pencari suaka.
Padahal pihaknya sudah meminta bantuan dari beberapa kedutaan besar untuk membantu tetapi tidak mendapatkan respons.
“Kami juga memiliki keterbatasan. Dari beberapa kedutaan kami belum mendapatkan tanggapan. Kami tidak optimis bahwa akan mendapat respons positif,” kata Wali Raz.
Ia tak yakin IOM bisa membantu para pengungsi mengingat IOM juga mengurusi bidang lain.
“Kami akan berusaha tapi kami bukan saja membantu permasalahan pengungsi tapi juga bekerja di bidang lain seperti pelatihan dan lain-lain. Dan mungkin tidak akan berlangsung selamanya,” ujar dia.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.