Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Berita»SOSIAL BUDAYA

Kampus Terpapar Radikalisme, Akademisi Mempertanyakan

SOSIAL BUDAYA June 10, 2018Updated:March 8, 20253 Mins Read

Ceknricek.com – TUDUHAN dan sangkaan bahwa beberapa kampus terpengaruh paham radikalisme menimbulkan protes. Menyebut kampus terpapar radikalisme bisa berpengaruh besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap universitas yang dimaksud. Itulah sebabnya, pihak kampus meminta sangkaan ini tidak bisa dilontarkan begitu saja tanpa kajian yang benar. 

 

Forum Rektor Indonesia mempertanyakan bagaimana Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menentukan sebuah kampus terpapar radikalisme atau tidak.

 

“BNPT harus menjelaskan metodologi dalam menentukan kampus yang terpapar radikalisme,” ujar Rektor Universitas Paramadina Firmanzah dalam diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (9/6).

Firmansyah menanggapi pengumuman BNPT yang menyatakan ada tujuh kampus yang diduga terpapar yakni  Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya.

Menurut Firmanzah, langkah BNPT merilis daftar kampus tersebut berdampak terhadap dunia akademik.

 

Ia menyayangkan BNPT tidak melibatkan perguruan tinggi dalam memetakan kampus yang terpapar radikalisme. “Seharusnya, sebelum informasi ini disampaikan ke publik, BNPT mengundang kami dari perguruan tinggi untuk membahasnya,” ujarnya.

 

UI Bebas Radikalisme

 

Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia, Rifelly Dewi Astuti, menyatakan tidak ada yang terpapar radikalisme di kampus tersebut.

 

“Dapat kami pastikan, saat ini tidak ada aktivitas mahasiswa UI yang berkenaan dengan hal radikal,” kata Rifelly kepada Ceknricek.com.

 

Rektor UI Muhammad Anis juga telah menggaungkan pernyataan sikap UI yang secara tegas siap menindak setiap warga kampusnya yang melakukan provokasi, menyebarkan ujaran kebencian yang mengarah pada radikalisme dan upaya memecah belah bangsa.

 

“UI siap menindak dengan tegas jika memang terbukti ada mahasiswa yang masuk dalam organisasi bersifat radikal dan atau organisasi terlarang,” ujar Riffely kembali.

 

Menurutnya, UI telah menjalankan mekanisme pencegahan sejak dini –  mulai dari masa orientasi mahasiswa baru.  Selain itu mata kuliah terpadu (MPKT)  juga memasukkan  topik  terkait bela negara dan kebangsaan.

 

Pihak kampus  melalui para dosen agama dan dosen pembimbing seluruh organisasi keagamaan (Islam, Protestan,  Katholik,  Hindu,  Budha)  juga telah mengimbau para mahasiswa untuk bersatu padu menjaga keharmonisan dan menjunjung tinggi sikap torelansi di dalam bersosialisasi. “UI juga mengawasi segala bentuk aktivitas mahasiswa melalui skema perizinan yang ketat,” katanya.

 

Tuduhan Subyektif

 

Sejumlah aktivis yang menamakan diri sebagai Forum Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (FA Petisi)
menolak tuduhan yang dialamatkan kepada kampus perguruan tinggi oleh BNPT.

“Radikalisme  apalagi terorisme  adalah tuduhan subyektif  yang dialamatkan kepada Civitas Academika,” tulis FA Petisi dalam keterangan pers.


Kampus adalah lembaca Civitas Academica, tempat mediskusikan berbagai disiplin ilmu  dan sudut pandang secara terbuka dan akademis atas berbagai wacana, ideologi, ilmu pengetahuan dan persoalan masyarakat dan negara.

“Penggunaan istilah radikalisme akan membunuh sikap kritis mahasiswa terhadap pemahaman pada akar persoalan masyarakat dan negara, semestinya digunakan istilah ekstrimisme sebagai bibit terorisme,” kata Razak Wawo, Ketua FA Petisi.  

Cegah Berbagai Cara

 

Menteri  Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan ada beberapa cara pengawasan untuk mencegah paham radikalisme masuk kampus.

Pertama dengan mengawasi pembelajaran di kampus. Kedua, mengawasi  media sosial.
“Anak-anak itu menjadi radikal antara lain karena banyak belajar dari media sosial,” kata  Nasir kepada wartawan  di Madiun, Jawa Timur, Jumat (8/6).

Nasir juga menyatakan dosen bisa saja tertular radikalisme. Namun, dia menyatakan  Kemendikti belum memiliki data lengkap.

 

Ia menyebut, ada dosen yang diketahui dari post di media sosialnya  mengaku sebagai pendukung kelompok radikalisme. Saat ini, dosen itu di-nonjob-kan.

 

Langkah berikutnya yang akan dilakukan Nasir adalah mengumpulkan  semua rektor, direktur, petinggi kampus pada 25 Juni 208.

 

“Nanti saya akan bicara secara detail tentang radikalisme di kampus, pencegahannya, dan juga pengawasan,” ujar Nasir.

#bnpt #kampus #radikal #ui
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

For Ramadhan with Love: Kolaborasi Sociopreneur Muda dengan Maya Miranda Ambarsari untuk Berbagi Kepada Sesama

YMM Last Wish Bagikan 80 Plakat ‘People of The Year 2024’

Survei Broker Global Octa Menyoroti Kepedulian Sosial Trader

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.