Ceknricek.com — Tepat pada tanggal hari ini, 103 tahun silam, 15 September 1916, tank untuk kali pertama digunakan dalam pertempuran antara pasukan Inggris-Perancis melawan Jerman.
Prototipe tank bernama Big Willie tersebut digunakan oleh Inggris-Perancis dalam pertempuran Somme, di Perancis. Dirancang pertama kali untuk melintasi parit yang lebar, alat tempur ini awalnya merupakan proyek rahasia untuk mengangkut air.
Perkembangan Awal
Sejarah tank sebenarnya sudah dimulai sejak zaman dahulu. Ide menggunakan suatu benda untuk menghindari proyektil sambil terus menyerang dan bergerak maju sebenarnya juga sudah ada sejak zaman Yunani kuno.
Yunani kuno menggunakan menara serbu yang bernama Helepolis dalam sebuah pertempuran. Kekaisaran Romawi memakai menara yang dilapisi pelindung yang menembak menggunakan katapult.
Ide-ide tersebut lambat laun mulai berevolusi mulai dari ide-ide guedo da Vigevano, Leonardo da Vinci dan tokoh-tokoh lainnya. Namun, konsep-konsep lama tersebut hanya berfokus pada penyerbuan kastil, di mana taktik dan formasi belum dibutuhkan.
Perkembangan teknologi pada Revolusi Industri kemudian membawa dampak besar dengan dibuatnya kendaraan berlapis baja di awal abad 20 oleh ketentaraan Inggris setelah dimulainya Perang Parit pada PD I.
Gagasan Tank
Pada 1914, Kolonel Ernest Swinton dari Ketentaraan Inggris dan Sekretaris Komite Pertahanan William Hankey mempunyai ide pembangunan kendaraan lapis baja.
Mereka menginginkan sebuah kendaraan lapis baja yang mampu melewati segala macam medan sulit. Kendaraan berat dibutuhkan untuk menerobos wilayah musuh dan mampu membantu pasukan Infanteri dalam pertempuran.
Segala bentuk ide, gagasan dan konsep ini akhirnya diutarakan ke Menteri Angkatan Laut Inggris, Winston Churchill, yang akhirnya menerima ide ini.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Jerman Menyerang Polandia
Proyek ini diprakarsai oleh Komite Landships yang saat itu mampu mencerna konsep gagasan dari Ernest Swinton dan William Hankey.
Komite Landships didirikan pada Februari 1915 yang dipimpin oleh Winston Churchill dan terdiri dari berbagai politisi, insinyur dan petugas.
Karena proyek pembangunan kendaraan bersifat rahasia, para pekerja yang bertanggung jawab untuk membuat kendaraan ini lalu diberitahu akan membuat kendaraan untuk membawa air ke medan perang.
Hal ini bertujuan agar misi tidak bocor ke musuh. Kendaraan yang memiliki bentuk mirip tangki air, oleh karena itu kendaraan ini dinamai tank.
Komite Landships kemudian menyelesaikan proyek awal ini pada September 1915 dan menamai prototipe tank tersebut dengan nama Little Willie.
Namun hasil kinerja tersebut dapat dibilang mengecewakan, karena alat tempur itu bergerak lambat dan tak bisa menyeberang parit. Atas dasar inilah kemudian dikembangkan proyek ke dua.
Satu tahun kemudian, pada 1916, evolusi dari Little Willie berubah menjadi Big Willie kemudian berhasil dikembangkan. Berbeda dari pendahulunya, tank ini memiliki kekuatan cukup baik dan mampu melewati segala macam medan.
Meskipun demikian tank ini juga memiliki kekurangan, mesinnya cepat panas dan lebih gampang rusak. Oleh sebab itu Inggris terus melakukan inovasi dan mulai merombak kualitas kendaraan lapis bajanya.
Hingga pada 1918, setelah pertempuran Cambrai satu tahun sebelumnya (1917), Prancis berhasil menciptakan Renault FT atau FT 17, yakni kendaraan lapis baja ringan yang memiliki kecepatan 80 mil (130 km/jam).
Tank-tank ini kemudian sukses dipakai dalam Pertempuran Amiens, dimana Sekutu berhasil mematahkan pertahanan Jerman dengan kendaran lapis baja tersebut dalam PD I.
Tank dalam Perang Dunia II
Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan.
Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris, lebih lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada akhir perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank.
Baca Juga: Arkelog Pastikan Ada Skuadron Tank Peninggalan Belanda di Merauke
Perkembangan lain semasa perang ini adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh lebih baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi kualitas suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank.
Tank dengan suspensi yang buruk akan mengakibatkan getaran yang besar yang dirasakan pengendara, ini akan mengakibatkan sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan membuat penembakan sambil berjalan menjadi tidak mungkin.
Pada masa ini hampir semua tank juga sudah dilengkapi radio untuk mempermudah pengarahan dan komunikasi. Badan tank juga sudah dimodifikasi untuk dipakai untuk peran-peran lain, seperti penghancuran ranjau dan peran insinyur tempur.
Perang Dingin-Sekarang
Setelah Perang Dunia II berakhir dan memasuki Perang Dingin, negara-negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan kekuatan tank.
Ancaman perang nuklir dan kimia akhirnya juga membuat tank dilengkapi perlengkapan yang lebih canggih. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya juga membuat tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.
Meskipun demikian, ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan dan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan basoka anti-tank, hasil perkembangan paska PD II.
Hal itu juga diperparah dengan berkembangnya kemampuan angkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank. Namun, terlepas dari itu semua, lebih baik tank tetap berada saja di baraknya, sebagaimana para pengendaranya.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.