Ceknricek.com – Mesir yang semula dianggap mampu membuat kejutan di Piala Dunia 2018, ternyata tersingkir lebih awal. Mohamed Salah dan kawan-kawan sesungguhnya masih menyisakan alu laga melawan Arab Saudi. Tapi pertandingan terakhir itu hanya untuk laga adu gengsi saja. Di Grup A, Rusia dan Uruguay sudah pasti lolos karena sudah mengumpulkan 6 angka sedangkan Mesir dan Arab masih nol.
Salah tampak menangis saat keluar lapangan usai dikalahkan Rusia 3-1. Ia menulis di Twitter untuk mengajak orang Mesir di seluruh dunia untuk tetap bersama dan fokus pada laga berikut.
Salah menulis: “Semua orang di tim Mesir bersatu dan tidak ada pertentangan sama sekali di antara kami. Kami saling menghargai dan hubungan dengan cara terbaik”.
Pada laga terakhir Mesir akan saling berhadapan dengan Arab yang juga tersingkir setelah kalah 1-0 dari Uruguay.
Pelatih Arab Juan Antonio Pizzi tak menyesal timnya tersingkir. Ia mengatakan timnya telah memulihkan martabat dan kehormatan mereka setelah kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan saat dipermalukan 5-0 oleh Rusia dalam laga pembuka mereka.
“Perbedaan antara penampilan saat ini dan pertandingan pertama sangat besar, perubahannya sangat jelas, hal itu memberi kita ketenangan untuk menatap masa depan selama beberapa bulan ke depan,” kata Pizzi pada konferensi pers seusai pertandingan pada Rabu.
Luis Suarez menyarangkan satu-satunya gol pertandingan tersebut di babak pertama ketika kiper Saudi, Mohammed Al-Owais, berupaya menepis tendangan sudut. Tapi di pertandingan itu Arab Saudi bermain sepak bola lebih impresif ketimbang Uruguay, yang telah dipastikan lolos ke babak 16 besar.
Kiprah Maroko di perhelatan Piala Dunia 2018 juga sudah dapat dipastikan terhenti di fase grup. Maroko kalah dari Portugal 0-1 ketika melakoni laga kedua Grup B Piala Dunia 2018.
Sebelumnya, Maroko juga kalah dari Iran dengan skor 0-1. Dengan nilai nol, maka Maroko tersingkir. Laga terakhir melawan Spanyol akan menjadi ujian sangat berat.
Pelatih Maroko, Herve Renard, tetap bangga dengan perjuangan yang telah diperlihatkan oleh anak-anak asuhannya. “Kenapa kami bisa bermain heroik? Karena di Stadion Moskwa ini kami merasa seperti bermain di Casablanca (ibu kota Maroko). Itu mendorong kami untuk tampil baik dan tersingkir dengan kepala tegak,” kata pelatih asal Prancis tersebut.
Harapan justru muncul dari kesebelasan Iran yang sudah memiliki tiga poin. Tantangan terbesarnya adalah melawan Portugal di laga penutup grup B pada 25 Juni.
Pelatih Iran Carlos Queiroz memuji keberanian timnya dan berjanji akan berjuang untuk mencapai babak 16 besar.
“Kami kalah 1-0, tetapi kami memenangkan rasa hormat. Saya yakin para penggemar bangga dengan tim kami, ”kata Queiroz.
Sebagai pelatih Iran berkebangsaan Portugal, Queiroz berpotensi mengalahkan Timnas negara asalnya itu. Ia pernah melatih tim Portugal yunior dan banyak mengenal gaya permainan mereka. Gaya permainan Iran yang solid akan menyulitkan Ronaldo mengacak-acak daerah pertahanan. Jika memang lawan Portugal, Iran akan lolos ke babak 16 besar dunia.