Ceknricek.com — Prahara sepertinya tak selesai mendera Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan pemerintahannya. Setelah dirinya dimakzulkan oleh DPR, Rabu (18/12), pemerintahan Trump juga terancam ditutup alias Government Shutdown.
Hal ini memaksa Senat AS yang didominasi Partai Republik, para pendukung Trump mengeluarkan dua rancangan UU (RUU) untuk mencegah shutdown terjadi. Kedua RUU ini akan menambah anggaran pemerintah federal sekitar US$1,4 triliun. Pasalnya, jika tidak ditambah, anggaran pemerintah Trump diprediksi hanya bisa bertahan hingga Sabtu (21/12).
Seperti dikabarkan Reuters, Presiden Trump kini tinggal menandatangani RUU itu Jumat (20/12). Penambahan anggaran US$1,4 triliun akan disalurkan untuk militer dan program-program domestik. Rinciannya, Pentagon akan mendapatkan US$738 miliar untuk keperluan militer, US$22 miliar lebih banyak dari tahun lalu.
Sisanya akan digunakan untuk menghapus UU layanan kesehatan federal (Affordable Care Act atau ACA) dan revisi aturan umur pembeli tembakau menjadi 21 tahun. Tahun ini, anggaran untuk area perbatasan bertahan di level US$1,37 miliar, jauh dari jumlah yang diinginkan Trump.
Sekadar informasi, sebenarnya dalam masa pemerintahan Trump, telah terjadi government shutdown beberapa kali. Yang terlama terjadi pada Desember 2018 hingga Januari 2019 yang berlangsung selama 35 hari.
Pada masa itu, sebagian kegiatan pemerintahan di AS dihentikan dan ratusan ribu pegawai negerinya terpaksa diliburkan tanpa digaji. Pemerintahan Trump juga sempat ditutup selama 3 hari pada Januari 2018.
Baca Juga: Trump Tantang Demokrat Lakukan Sidang Pemakzulan Secepatnya
Beberapa Presiden AS lain yang pemerintahannya sempat ditutup ialah Barack Obama (2013, 16 hari), Bill Clinton (1995-1996, 21 hari dan 5 hari di November 1995) dan H.W. Bush (1990, 3 hari). Begitu pula dengan Ronald Reagan yang pernah tiga kali mengalami shutdown (1981, 1984, 1986 masing-masing 1 hari), serta Jimmy Carter (1980, 1 hari).
Asal tahu saja, pada tahun fiskal 2019, pemerintah AS mencatat defisit keuangan yang sangat besar, terbesar selama tujuh tahun terakhir. Kenaikan penerimaan pajak yang berhasil dihimpun pemerintah AS ternyata tidak diimbangi oleh pengeluaran, yang sebagian besar dibiayai oleh utang.
Defisit anggaran AS naik menjadi US$984 miliar atau setara dengan 4,6 persen PDB Negeri Paman Sam. Tahun lalu, defisit AS sebesar US$779 miliar atau setara dengan 3,8 persen PDB.
Utang negara AS naik dengan cepat sekarang mencapai $23,1 triliun, yang dikhawatirkan oleh beberapa ahli bisa mengganggu ekonomi. Meski demikian, defisit anggaran AS terbesar terjadi pada pemerintahan Presiden Barack Obama tahun 2009, dimana defisit mencapai US$1,4 triliun.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini