Ceknricek.com — Istanbul adalah sejarah itu sendiri. Berdiri sekitar 660 sebelum Masehi dengan nama Bizantium, kota ini menjadi saksi perjalanan panjang agama Islam dan Kristen di era dinasti Ottoman dan Romawi.
Terletak di antara Benua Asia dan Eropa, Konstantinopel hanya dipisah Selat Bosporus di antara Laut Marmara dan Laut Hitam. Kota ini tak pelak menjadi salah satu tujuan strategis jejaring perdagangan di Jalur Sutera.
Sejarah kota lintas benua ini juga berkelindan erat dengan peperangan dan penaklukan. Sejak era Yunani, Romawi dan Utsmaniyah wilayah ini menjadi bahan rebutan sehingga membuat beberapa bangunan di sana beralih rupa dan fungsi. Haghia Sopia salah satunya.
Bangunan yang menjadi landmark kota Istanbul, Turki yang diperkirakan selesai dibuat hari ini, 14 milenium yang lalu itu pada mulanya dibangun sebagai Katedral Ortodoks namun kemudian beralih fungsi menjadi Katedral Katolik, Masjid, hingga Museum.
Hagia Sophia, atau Aya Sofya, atau Sancta Sophia, atau Gereja Kebijaksanaan Suci, atau Gereja Kebijaksanaan Ilahi, mulai dibangun pada abad ke-6 M (532-537) di bawah arahan kaisar Bizantium Justinian I. Belakangan monumen ini menjadi salah satu yang terpenting dan paling besar di dunia.
Pada era itu, bangunan bersejarah ini dibangun dalam waktu yang cukup singkat, hanya sekitar enam tahun (532-537) oleh arsitektur kondang Anthemius dari Tralles dan Isidorus dari Miletus, dua kambrat ahli geometri dan matematika asal Yunani atas pesanan sang kaisar.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Perang Balkan I Pecah
Monumen raksasa itu menggabungkan arsitektur basilika sebagai bangunan pusat dengan cara yang orisinil, yakni dengan kubah utama setinggi 32 meter (105 kaki) dengan menara-menara kecil lain di samping bangunan utama.
“Dimensi Hagia Sophia merupakan bangunan tangguh untuk struktur apa pun yang tidak terbuat dari baja,” tulis Helen Gardner dan Fred Kleiner dalam Gardner’s Art Through the Ages: A Global History melansir Britannica.
Hagia Sophia dalam Pusaran Sejarah
Kali pertama dibangun di Konstantinopel atau Ibu Kota Kekaisaran Bizantium, Hagia Sophia merupakan salah satu bangunan paling mewah yang dikenal sebagai Holy Wisdom Chruch dengan dihiasi emas dan bertahtakan permata di dindingnya dan berfungsi sebagai gereja hampir seribu tahun lamanya.
Namun setelah penaklukan Turki atas Konstantinopel pada tahun 1453, Sultan Mehmed II kemudian menjadikannya sebagai sebuah masjid, dengan tambahan bangunan lain di sekelilingnya, dan beberapa ornamen tulisan ayat suci di dinding-dindingnya.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pecah Pertempuran Magdhaba di Mesir
Tidak hanya itu, Sultan juga memindahkan Ibu Kota Utsman ke Bizantium dan mengubah nama kota tersebut menjadi Istanbul (Kota Islam). Sultan pun membangun Istanbul dan membuatnya menjadi pusat peradaban Islam dan serta menjadi salah satu kota termegah di dunia.
Hagia Sophia menjadi sebuah masjid selama , hampir lima ratus tahun lamanya hingga pada 1935 ketika Turki menjadi Republik, Presiden Mustafa Kemal Ataturk, memerintahkan bangunan tersebut untuk diubah menjadi menjadi sebuah museum.
Maka dimulailah pembongkaran Hagia Sophia, dengan menampakkan kembali simbol lukisan-lukisan sakral kekristenan, seperti yang dapat kita lihat saat ini yang mana terdapat dua simbol agama Islam dan Kristen dalam bangunan bersejarah tersebut.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.