Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
  • G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok
  • Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI
  • Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»SEJARAH

Sejarah Hari Ini: Jelang Tahun Baru VOC Runtuh Akibat Korupsi 

SEJARAH December 31, 20193 Mins Read

Ceknricek.com — Serikat Perseroan Hindia Timur yang diberi mandat untuk mengeksploitasi Indonesia (dulu Nusantara) mulai goyah di penghujung abad ke-19. Maskapai dagang kerajaan Belanda yang berdiri 20 Maret 1602 itu memiliki masalah yang begitu kompleks di tahun 1779.

Perusahaan dagang gabungan yang diberi nama Verenigde Oostindie Compagnie (VOC) ini dikenal sebagai pemonopoli perdagangan rempah-rempah di nusantara. Mereka membeli dengan harga murah dari petani pribumi dan menjualnya dengan harga tinggi di Eropa.

Mengemban misi gold dan glory (kekayaan, kejayaan), mereka diberi Hak Octrooi dan menjadi perpanjangan tangan kerajaan Belanda di Hindia Timur. VOC diberi kewenangan untuk memiliki mata uang sendiri, mengadakan pemerintahan sendiri, memungut pajak dan memiliki angkatan perang.

Sumber: Istimewa

Dari siniliah VOC menjelma perusahaan dagang yang kuat dan berpengaruh yang wilayah kekuasaannya tidak hanya meliputi nusantara, tetapi juga Ceylon (Sri Lanka) dan kawasan yang merentang dari Tanjung Harapan (Afrika) hingga ke Jepang dengan dipimpin oleh dewan persero.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Sultan Haji Menandatangani Kesepakatan Dengan VOC

Denys Lombard menulis dalam Nusa Jawa Silang Budaya, kekuasaan ini bermuara pada “ke-17 Tuan-Tuan”  atau “de XVII Heeren” yang memiliki kantor di Amsterdam dengan tampuk pimpinan di negeri jajahan diserahkan pada Gubernur jenderal yang bertanggung jawab atas setiap perundingan transaksi dagang, hubungan dengan pangeran-pangeran Asia, keamanan dan tugas yang lain.

Sumber: Istimewa

Namun, tidak semua kerajan mau tunduk pada VOC. Mataram, Banten, Gowa Tallo dari Sulawesi, Ternate-Tidore dari Maluku, Palembang, Aceh dan lainnya termasuk kerajaan-kerajaan yang membangkang. Mengandalkan ilmu pengetahuan, teknologi militer, benteng yang kuat dan serdadu sewaan.

Kombinasi strategi politik, militer dan ekonomi untuk terus melanggengkan kekuasaan  juga menjelma dalam siasat politik pecah belah atau Devide et Impera. Mataram (berambisi menguasai Jawa) dibelah lewat Perjanjian Giyanti (1755) dan Perjanjian Salatiga (1757), dalam Perjanjian Bongaya (1667) kerajaan Gowa-Talo juga harus tunduk pada Belanda.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Adrian Valckenier dan Rapat Darurat Dewan Hindia Belanda

Tidak hanya itu, saingan dagang VOC juga tergolong kuat dikawasan Asia. Sebagaimana pendahulu mereka, Portugis yang tiba lebih dulu, orang Belanda hanya satu dari sekian pedagang yang melakukan transaksi di nusantara. Pesaing mereka tentu saja Inggris dan Perancis yang paling kuat dan beberapa pedagang kecil melayu, Bugis, India dan China.

Akhirnya, meski banyak peperangan dimenangkan oleh VOC tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan. Anggaran pertahanan atau dana perang inilah yang kemudian menjadi bumerang bagi VOC ketika semua itu dikorupsi oleh oknum-oknum tertentu, sehingga semakin menguras kas mereka di Amsterdam.

Sumber: Istimewa

Kemajuan VOC pun tidak berbanding lurus dengan pendapatan ketika praktik korupsi mulai semarak dilakukan para petingginya. Jual beli jabatan juga biasa dilakukan. Sogokan wajib diberi jika seseorang ingin menjadi pegawai atau menjabat di VOC. Alhasil korupsi di perusahaan multinasional pertama itu merajalela.

Faktor lain yang menjadi penyebab bangkrutnya VOC yakni banyaknya gaji yang harus dibayar untuk pegawainya, adanya pembayaran dividen (keuntungan) bagi pemegang saham yang dinilai ikut memberatkan VOC hingga perubahan politik di Belanda yang menganjurkan perdagangan bebas.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Puputan Bayu: Pertempuran Mati-matian di Banyuwangi

Sumber: Istimewa

Keadaan ini membuat VOC menjadi hidup segan mati tak hendak. Arsip ANRI menulis, pecah perang antara negeri Belanda dengan Inggris dengan ditambah pembabakan baru akibat Revolusi Perancis (1789-1799) mengakibatkan kompeni mengalami krisis keuangan yang begitu genting yang mengakibatkan mereka memiliki utang sebesar 136,7 juta gulden.

Tak pelak VOC pun gulung tikar pada 31 Desember 1779, tepat hari ini 240 tahun yang lalu. Meski demikian, bangkrutnya VOC tidak mengurangi eksploitasi dan kolonisasi di bumi nusantara hingga kedatangan gubernur Jenderal H.W. Daendels atas suruhan Perancis untuk menyelenggarakan reorganisasi besar-besaran di tanah jajahan.

BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini

#sejarah Korupsi TodayHistory voc
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Indonesia Berada Dalam Lika Liku Sejarah

Inggris Kembalikan 6000 Artefak Kuno yang Dipinjam dari Irak untuk Penelitian

Kota Berusia 3.400 Tahun Ditemukan di Irak Utara

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

July 11, 2025

Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Pakistan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemennya

July 11, 2025

Fadli Zon: Pacu Jalur Jadi Momentum Promosi Budaya Indonesia

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.