Ceknricek.com — Wajahnya tidak menunjukkan seorang pemerkosa. Membayangkannya saja tidak sampai pikiran saya. Karena itu mendengar pelaku telah memperkosa 200 korban lebih, dan yang diperkosa adalah kaum sejenis sesama pria, meleleh semua hal paling buruk tentang pemerkosaan yang pernah saya bayangkan serta merta diganti dengan suatu yang tak terbayangkan tapi menjijikkan dan sangat biadab.
Peluang untuk hal itu terjadi memang sangat memungkinkan. Seperti kehidupan kota besar lainnya, Manchester, Inggris juga demikian. Saya dua kali ke Manchester, satu kali di antaranya sempat merasakan sedikit dunia malam dan kebetulan menginap di apartemen sekitar tempat tinggal pelaku. Sangat mungkin dalam satu malam pelaku mendapat dua atau tiga korban.
Mengapa pelaku melakukan tindakan biadab tersebut?
Dalam pandangan saya, cukup panjang penjelasannya. Tapi saya menjelaskan hal-hal seperti ini dalam materi kuliah tentang STUBUH (Studi tentang Tubuh) dalam dua kali pertemuan pada mata kuliah Komunikasi Profetik.

Intinya, setiap senti dalam tubuh itu punya hasrat yang memiliki magnit untuk menarik segala energi, termasuk libido seksual sebesar-besarnya. Kalau energi itu diaktivasi, memang bisa seperti Reynhard Sinaga ini. Tubuh menjadi pusat arena pemujaan hasrat libido. Tubuh itu alat rekam paling baik untuk segala kenikmatan sekaual. Tubuh menjadi arena pegelaran seksualitas.
Baca Juga: Kejaksaan Inggris, Reynhard ‘Pemerkosa Berantai Terbesar di Dunia’
Para wanita yang tiap akhir pekan pergi ke klinik skincare, sebenarnya bagian dari ritual pemujaan tubuh. Reynhard Sinaga juga melakukan hal serupa, hanya saja untuk kepentingan hasrat seksualitasnya dengan cara melampiaskan libidonya demi suatu pemujaan terhadap gairah dalam tubuhnya.
Bagaimana menghentikannya?
Ini yang sering kita lupakan, terlalu memuja tubuh tapi abai merawat ruh. Apa itu ruh yang bersemayam dalam tubuh? Apa hubungannya dengan Komunikasi Profetik?

Itu dia tadi yang saya sampaikan, panjang penjelasannya. Silahkan ikuti pertemuan kuliah saya di sesi ini (pertemuan #11 dan #12) pada mata kuliah Komunikasi Profetik. Selama masih ada kursi kosong, gratis. Setiap senti dalam tubuh kita bedah dalam perspektif ruh.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini