Ceknricek.com — Bank Indonesia (BI) pada Jumat (10/1) melaporkan adanya perlambatan penjualan eceran pada November 2019 di banding pada bulan sebelumnya. Meski demikian, BI mencatat penjualan eceran masih tumbuh positif yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tumbuh 1,3 persen (year on year atau yoy).
Angka IPR November 2019 lebih rendah dibandingkan dengan IPR Oktober 2019 yang tumbuh sebesar 3,6 persen. Tetap tumbuh positifnya penjualan eceran ditopang oleh penjualan pada kelompok Suku Cadang dan Aksesori, kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, dan kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
Secara regional, perlambatan penjualan eceran November 2019 disebabkan penurunan penjualan yang terjadi di sejumlah kota yang disurvei. Penurunan penjualan tersebut antara lain terjadi di kota Medan (-6,5 persen) dan Denpasar (-4,9 persen).
Penurunan penjualan eceran di kedua kota tersebut masih berlanjut pada Desember 2019, terindikasi dari pertumbuhan sebesar -9.4 persen di kota Medan dan -4,8 persen di kota Denpasar, lebih dalam dari periode sebelumnya.
Penjualan eceran pada Desember 2019 diprakirakan tidak setinggi pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terindikasi dari pertumbuhan IPR Desember 2019 yang secara tahunan menurun sebesar 0,2 persen (yoy).
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penjualan kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang tercatat mengalami kontraksi sebesar -17 persen (yoy), lebih dalam dari -12 persen pada November 2019, serta kelompok Barang Lainnya.
Baca Juga: 10.000 Mobil Desa Buatan Indonesia Diborong Orang Terkaya Afrika
Hasil survei mengindikasikan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang diprakirakan meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang meningkat menjadi 154,6, dari 149,2 pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, IEH 6 bulan yang akan datang (Mei 2020) di tingkat pedagang ritel diindikasikan meningkat dengan indeks sebesar 177,8 lebih tinggi dari 173,9 pada bulan sebelumnya.
BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini