Ceknricek.com — Selesainya ratifikasi Perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) diharapkan dapat membangkitkan minat investasi dari Australia.
Mengutip setkab.go.id, Senin (10/2), harapan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat memberikan keterangan kepada pers di Hyatt Hotel Canberra – A Park Hyatt Hotel, Canberra, Sabtu (8/2).
”Jadi terkait dengan IA-CEPA ini, kita ketahui bahwa investasi dari Australia jumlahnya tidak masuk dalam 5 besar. Range-nya antara 400-700 juta US. Diharapkan dengan adanya IA-CEPA ini, walaupun bea masuknya akan diturunkan rata-rata dari 5% menjadi 0%, yang akan bisa didorong adalah tekstil dan otomotif,” katanya.
Menurut Menko Hartarto, Australia mempunyai demand sebesar 1,1 juta US Dolar dan produk-produk kendaraan komersial seperti truk ataupun SUV sangat diminati.
”Sekarang Indonesia sendiri memiliki kapasitas, tinggal kita bicara dengan produsen-produsen, kita bisa mempercepat tidak hanya yang tercantum di dalam IA-CEPA tapi yang lebih utamanya kepada hybrid dan electric vehicle,” sambung Menko Perekonomian.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Kerja Sama Bilateral RI-Australia Lebih Baik dan Terarah
Di Indonesia, lanjut Airlangga, hybrid dan electric vehicle baru akan mulai produksi kira-kara tahun 2021. Ia menambahkan bahwa sebelum itu pemerintah akan mendorong supaya yang combustion engine juga masuk karena itu juga masih diminati di Australia.
Senada dengan Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto menyampaikan bahwa dengan telah selesainya ratifikasi IA-CEPA mungkin akan meningkatkan akses pasar RI ke Australia.
”Diharapkan dengan meningkatnya akses pasar otomatis kita mengurai defisit, plus nanti ekspor kita akan tambah,” ujar Agus. Selain itu, masih menurut Mendag, ada kemudahan-kemudahan lain terutama tadi dikatakan Menko Perekonomian. “Jadi produk-produk kita bisa lebih kompetitif,” pungkas Mendag.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.