Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • MUI Tuntut Dunia Bertindak Hentikan Kekejaman Israel di Gaza
  • DPR Setujui RUU TNI Disahkan Jadi Undang-Undang
  • G-Dragon Akan Konser di Indonesia pada 26 Juli 2025
  • Cetak Rekor Baru! Harga Emas Antam Nyaris Tembus Rp1,8 Juta per Gram
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Semua Negatif

Opini February 18, 20205 Mins Read

Ceknricek.com — Sebenarnya sudah banyak juga yang menjalani tes virus Corona di Indonesia.

Yang di Surabaya saja sudah 10 orang. ”Semuanya negatif,” ujar Prof. Dr. Inge Lucida, direktur International Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya. 

Sumber: Istimewa 

Saya pun benar-benar ikut penasaran. Mengapa tidak ada virus Corona di Indonesia. Padahal, semua negara Asia sudah terkena. Sampai orang di luar negeri mengejek kita sebagai negara yang tidak mampu mendeteksinya.

Kemarin pagi, saya ke ITD Unair itu. Saya tahu Unair memiliki laboratorium penyakit tropis terbaik. Saya ditemui dua profesor yang ahli virus. Yakni Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih dan Prof. Dr. Inge Lucida.

Prof. Nyoman adalah Wakil Rektor I Unair. Sedang Prof. Inge adalah direktur laboratorium penyakit tropis tersebut.

Begitu virus Corona mewabah, Unair mengadakan kontak intensif dengan Jepang. ITD memang didirikan berrsama dengan Jepang.

Setelah serangkaian pembicaraan Unair lantas berinisiatif membeli tiga set Primer yang bisa dipakai memeriksa virus Corona. Belinya ya di Jepang. 

”Jadi, teknik, dan sarana pemeriksaan Corona di Unair sama dengan di Jepang,” ujar Prof. Inge.

Hasil pengetesan itu juga dites ulang di peralatan milik Kementerian Kesehatan. Hasilnya sama: negatif. 

Sumber: Istimewa

Yang dibeli itu bukan mesin, tapi Primer. Sejenis cairan tapi sudah dalam keadaan kering –agar bisa dibawa ke negara lain.

Mesin pemeriksanya sendiri Unair sudah lebih dulu memilikinya. Juga bantuan dari Jepang. Primer itulah yang dimasukkan ke mesin itu. Lantas materi yang akan diperiksa dimasukkan ke dalamnya. 

Dan memang lab Unair ini bekerjasama dengan Kobe University. Sekarang pun ada tiga ahli dari Jepang yang ada di lab itu.

Waktu membeli senyawa itu Unair sampai tidak sabar. Terlalu lama kalau harus dikirim lewat Fedex atau EMS. Prof. Inge memutuskan untuk mengirim seorang staf di ITD berangkat ke Kobe. 

Begitu tiba di Osaka, staf tersebut langsung ke Kobe University. Setelah mengambil senyawa tersebut ia langsung kembali ke Surabaya.

”Nah itu orangnya yang ke Jepang,” ujar Prof. Inge sambil menunjuk sang utusan yang lagi bertugas di ITD.

Prof. Inge sendiri mendapat gelar doktor di Kobe University. Dia adalah ”penduduk asli” Unair. Ayahnyi seorang dokter terkenal lulusan Unair. Ibunya seorang apoteker dari kampus yang sama. Tiga saudaranyi juga dokter dari Unair. Hanya dua yang bukan dokter –tapi juga apoteker dan sarjana ekonomi Unair. Yang sarjana ekonomi itu kini memiliki bisnis lab kesehatan yang juga sangat terkenal di Surabaya.

 Sekeluarga Unair semua

Sedang Prof. Nyoman juga dikenal sebagai peneliti hebat bidang biokimia. Prof. Nyomanlah yang menemukan enzim untuk makanan ternak. Yang dulu pernah saya undang ke Kementerian BUMN untuk mempresentasikannya. Gelar S2-nyi dari ITB dan S3-nyi dari IPB. Prof. Nyoman juga pernah terpilih sebagai dosen teladan nasional selama tiga tahun.

Sumber: Istimewa

Saat mampir ke ruang kerjanya saya pun melihat hasil-hasil penelitian berbagai macam virus di laptopnya. Prinsipnya virus itu punya kaki-kaki untuk memijakkan diri. Pijakannya adalah sel di alat penafasan manusia.

Setelah kaki-kaki virus memperoleh pijakan yang pas, barulah sang virus mengeluarkan penyakitnya.

Kalau saja tempat berpijak kaki-kaki itu tidak tepat sang virus tidak bisa berproduksi. Ibarat orang mau berak. Kalau kakinya tidak tepat di pijakan pupnya tidak bisa keluar.

Karena itu struktur virus tersebut harus benar-benar diketahui. Kini struktur itu sudah diketahui. Tanpa pijakan yang tepat virus tidak bisa berkembang. Maka obat yang akan ditemukan adalah obat yang akan bisa menipu virus. Yakni obat yang bisa membuat pijakan yang persis diperlukan virus. Tapi sebenarnya itu pijakan palsu. Dengan demikian virus tidak bisa mengeluarkan ”pup” nya.

Dari 10 orang yang pernah diperiksa di lab Unair itu sebagian adalah pasien rumah sakit. Sebagian lagi orang yang datang untuk memeriksakan diri. Semuanya dicurigai menderita virus Corona. Hasilnya: bersih. 

Salah satu dari mereka adalah seorang dokter. Sang dokter seperti terkena flu. Putrinya baru pulang dari luar negeri. Maka muncul kekhawatiran tertular virus Corona.

Sang dokter pun memeriksakan diri ke lab Unair. Ternyata negatif.

Sampai sekarang pun semua yang pernah diperiksa itu baik-baik saja.

Senyawa yang dibeli dari Jepang itu sendiri cukup untuk memeriksa 100 orang. Hasil pemeriksaannya pun bisa diketahui dengan cepat: 5 jam kemudian. Itu karena tidak perlu antre.

”Siapa pun bisa memeriksakan diri ke sini,” ujar Prof. Inge, yang sehari-harinya di Pusat Penelitian Penyakit Tropik di kampus C Unair itu. ”Tentu harus membayar. Rp 1 juta,” ujarnya.

Sumber: Istimewa

Dua guru besar ini juga ikut penasaran: mengapa orang Indonesia tidak terkena virus Corona. Keduanya masih terus mencari jawabnya.

Tapi beliau juga tidak terlalu heran. Waktu Arab Saudi dilanda wabah virus MERS, Indonesia juga aman. Padahal, begitu banyak jemaah haji yang ke Saudi. 

”Ribuan jemaah haji yang diperiksa saat itu. Tidak satu pun yang terkena virus MERS,” ujar Prof. Inge.

Demikian juga saat Tiongkok dilanda virus SARS. Indonesia nihil.

Hanya waktu ada wabah flu burung korbannya banyak. Saat itulah Unair berjaya: menemukan obat untuk mencegah flu burung.

”Sampai sekarang pun virus flu burung itu masih ada. Kita sering melakukan pemeriksaan atas ayam di pasar-pasar. Virus flu burungnya masih ada di ayam. Tapi tidak ada lagi orang yang terkena flu burung,” ujar Prof. Nyoman. ”Kita sudah kebal. Kekebalan tubuh untuk flu burung sudah muncul,” ujarnya.

Prof. Nyoman ini lahir di Belitung. Ayah-ibunya asli Bali. Saat itu orang tua bertugas di BRI Tanjungpandan.

Karir sang ayah melejit di Jakarta. Semua orang BRI tahu beliau: I Wayan Patra –pencetus ide kredit usaha tani tahun 1970-an. Beliau meninggal muda karena sakit ginjal. Setelah itu istri dan anak-anak pindah ke Bali.

Prof. Nyoman pun sekolah sampai SMA di Denpasar –dan akhirnya kuliah di Unair.

Walhasil, belum ada jawaban ilmiah soal penasarannya banyak orang itu.

Hanya humoris yang langsung bisa menjawab: virus itu tidak bisa masuk Indonesia karena perizinan di sini sulit!

dahlaniskan kesehatan Opini unair viruskorona
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Peran Pilot dalam Kepemimpinan Airnav Indonesia:Transformasi Menuju Regulasi Penerbangan yang Lebih Profesional

Negatifnya Polemik RUU TNI

Lantai Bursa Ambruk

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

MUI Tuntut Dunia Bertindak Hentikan Kekejaman Israel di Gaza

July 11, 2025

DPR Setujui RUU TNI Disahkan Jadi Undang-Undang

July 11, 2025

G-Dragon Akan Konser di Indonesia pada 26 Juli 2025

July 11, 2025

Cetak Rekor Baru! Harga Emas Antam Nyaris Tembus Rp1,8 Juta per Gram

July 11, 2025

Denyut Kerakyatan di Sekitar Veteran

July 11, 2025

Peran Pilot dalam Kepemimpinan Airnav Indonesia:Transformasi Menuju Regulasi Penerbangan yang Lebih Profesional

July 11, 2025

Respons Ayu Ting Ting Setelah Video Dance Cover Direpost Jennie BLACKPINK

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.