Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
  • G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok
  • Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI
  • Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Anti Lockdown

Opini March 16, 20204 Mins Read

Ceknricek.com — Lockdown atau tidak? 

Tiongkok melakukan itu. Berhasil. Wabah virus Corona, COVID-19, berhasil dikendalikan. Akhirnya.

Korea Selatan tidak melakukan lockdown. 

Juga berhasil. Wabah virus di sana berhasil dikendalikan –meski belum seberhasil Tiongkok.

Italia mengikuti cara Tiongkok. Italia utara di-lockdown. Belum tahu berhasil atau tidak. Baru dimulai lima hari yang lalu.

Iran belum tahu akan ikut cara yang mana. Ayatollah Khamenei Jumat lalu baru mengeluarkan komando: menugasi militer menghadapi wabah itu. 

Baca Juga : Lockdown

Amerika Serikat masih bertengkar antara pemerintah daerah New York dengan pemerintah pusat.

Pemerintah pusat –khususnya Presiden Donald Trump– awalnya cenderung menganggap remeh. Dianggapnya wabah ini lebih sepele dibanding flu. 

Sampai-sampai Gubernur New York mengancam akan menangani sendiri tanpa pemerintah pusat.

Ternyata wabah di AS terus meluas. Sebagian pengikut Trump menyalahkan Tiongkok. Sebagian lagi menyalahkan Partai Demokrat.

”Ketika wabah ini mulai berjangkit di Tiongkok, perhatian kita tercurah untuk menghadapi impeachment dari Partai Demokrat,” ujar pendukung Trump.

Tapi akhirnya Trump mengumumkan keadaan darurat nasional. Termasuk memberikan stimulus USD 50 miliar.

Caranya: untuk sementara waktu pajak penghasilan tidak harus dibayar. Harga saham di pasar modal pun –yang sempat anjlok terparah sejak tahun 1986– naik kembali 7 persen.

Baca Juga : Kasus Positif Covid-19 Per 14 Maret 2020 Jadi 96 Orang

Saya menghubungi John Mohn di kota kecil Hays, di pedalaman negara bagian Kansas. ”Di sini kehidupan berjalan normal,” ujarnya dua hari lalu. 

Sehari kemudian John kirim kabar susulan. Yakni setelah Trump pidato ”darurat” dari Oval Office di Gedung Putih itu. ”Dillons sekarang ini kehabisan susu, tisu, dan roti,” ujarnya. Dillons adalah supermarket terdekat dari rumahnya. 

”Di Kota Lawrence yang lebih besar dan penduduknya lebih berpendidikan juga kehabisan susu, tisu, dan roti,” tambahnya.

Sebenarnya jumlah penderita virus COVID-19 di Amerika masih sedikit –dibanding Italia, Iran, atau Korsel: 2.269 yang terkena, 48 yang meninggal, dan 31 yang sudah sembuh. Itu pun yang terbanyak hanya di tiga negara bagian: Washington, California, dan New York.

Tapi jumlah penderita barunya terus meningkat. Terakhir, Kamis lalu, masih 277 orang. Itu sehari.

Sebenarnya –seperti kata gubernur New York– penderita baru itu lebih banyak lagi, tapi tidak terdeteksi. 

Penyebabnya jelas: kemampuan deteksi di Amerika yang rendah. Sampai Kamis kemarin penduduk yang sudah dites, secara total, baru 5.000 orang. 

Padahal, di Korea Selatan, tiap harinya saja mampu mengetes 12.000 orang. Sampai Kamis kemarin jumlah orang yang sudah dites di Korsel mencapai 230.000 orang. Bandingkan dengan 5.000 orang di negara sebesar AS.

Kemampuan sebanyak mungkin melakukan tes adalah kunci kebenaran data penderita COVID-19.

Kebenaran data itulah kunci keberhasilan pengendalian wabah di Korea Selatan. Yang tanpa lockdown pun bisa mengendalikan Covid-19.

Tentu itu terkait dengan tersedia tidaknya alat tes yang cukup. Juga terkait dengan biaya tes.

Di Korsel dan Tiongkok, tes virus COVID-19 diadakan dengan gratis. Itu pula yang akan dilakukan di Amerika, akhirnya.

Kemampuan tes yang tinggi di Korsel itu berkat jasa pengusaha bioteknologi molekular di sana.

Baca Juga : Coronavirus dan Nasib Negara Kita

Pengusaha itu begitu sensitif. Tanggal 16 Januari 2020 –ketika COVID-19 belum masuk Korea– pengusaha itu sudah memutuskan memproduksi peralatan tes untuk virus dari Wuhan itu.

Tanggal 5 Februari peralatan tes pertama sudah mulai diproduksi. Hanya perlu waktu 20 hari untuk mendesain, mengadakan bahan, dan menyiapkan alat produksi.

Kini perusahaan itu berproduksi 24 jam sehari. Pesanan datang dari seluruh dunia. Kuwalahan.

Yang juga cepat adalah prosedur perizinannya. Khususnya agar alat itu lolos –dianggap aman dan benar. ”Biasanya izin seperti ini baru selesai setelah 1,5 tahun,” ujar Chun Jong-yoon, CEO Seegene, perusahaan bioteknologi mulekular itu.

”Kali ini izin keluar dalam waktu 1 minggu,” ujarnya.

Tanpa Omnibus Law.

BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Informasi Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 

China italia lockdown viruscorona
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

July 11, 2025

Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Pakistan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemennya

July 11, 2025

Fadli Zon: Pacu Jalur Jadi Momentum Promosi Budaya Indonesia

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.