Ceknricek.com — Jepang baru saja dilanda Topan Hagibis, topan yang dianggap paling kuat dalam beberapa dasawarsa terakhir. Jumlah korban saat ini terus meningkat, khususnya setelah petugas pertolongan menerobos lumpur dan puing dalam pencarian suram untuk menemukan orang yang hilang.
Menurut laporan Reuters, hingga Selasa (15/10) sekitar pukul 11.45, jumlah korban jiwa yang meninggal sebanyak 66 orang, sementara lebih dari 200 orang luka-luka. Ribuan rumah belum memperoleh listrik dan air. Sekitar 15 orang masih belum ditemukan setelah Topan Hagibis menerjang Jepang Timur dan Tengah.
Hagibis yang dalam bahasa Tagalog berarti kecepatan itu memang meluluhlantahkan daerah yang terkena dampaknya. Sebanyak 138.000 rumah tak memperoleh air, sementara 24.000 tanpa listrik, jauh di bawah ratusan ribu yang mulanya tak mendapat pasokan listrik. Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan di daerah utara, tempat temperatur turun.
Jumlah korban jiwa paling banyak di Prefektur Fukushima di sebelah utara Tokyo, tempat tanggul jebol di sedikitnya 14 tempat di sepanjang Sungai Abukuma, yang berliku-liku melalui sejumlah kota besar di prefektur yang kebanyakan penghasil produk pertanian.
Sedikitnya 25 orang tewas di Fukushima, termasuk seorang ibu dan anaknya yang terjebak banjir. Putra perempuan itu yang bersama dia di tengah banjir, masih belum ditemukan.
Baca Juga: Gara-gara Topan Hagibis, Kualifikasi F1 Diundur Besok
Korban yang selamat menggambarkan bagaimana air naik dengan cepat sampai setinggi dada dalam waktu satu jam yang diperparah karena situasi terjadi pada malam hari. Hal ini membuat warga kesulitan menyelamatkan diri ke dataran yang lebih tinggi. Sebagian besar orang yang tewas di Fukushima adalah orang yang berusia lanjut.
“Saya tak bisa percaya, air datang sangat cepat,” kata seorang pria di Fukushima kepada NHK.
Pusat Evakuasi
Perdana Menteri Shinzo Abe memperingatkan bencana ini bisa menimbulkan dampak ekonomi yang berkepanjangan. Akan tetapi, yang terpenting saat ini ialah para korban harus bisa di evakuasi. Pemerintah Jepang mengingatkan bahwa pusat evakuasi harus melayani semua korban bencana.
Baca Juga: Dampak Topan Kenneth, 30.000 Warga Mozambik Dievakuasi
“Pusat evakuasi harus mengizinkan siapa pun yang datang untuk mengungsi. Kami akan menyelidiki faktanya dan mengambil langkah yang tepat,” kata Abe.
Sebelumya, dikabarkan dua tunawisma ditolak masuk pada akhir pekan di Tokyo, saat ibu kota Jepang menghadapi Badai Hagibis, Sabtu (12/10). Staf di salah satu pusat evakuasi di distrik Taito Tokyo, mengusir dua tunawisma lantaran tidak memiliki alamat. Staf itu mengatakan kepada mereka bahwa penampungan itu hanya untuk warga distrik setempat.
“Kami akan mempertimbangkan cara untuk membantu orang-orang yang tidak memiliki alamat dalam situasi ini, dengan melihat sejumlah kasus pemerintah daerah lainnya dan dengan membuat rencana lainnya,” kata juru bicara distrik Taito, Shunsuke Tabata.
BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini