Ceknricek.com — Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dikabarkan telah menahan bantuan keamanan untuk Lebanon sebesar US$105 juta. Hal itu diungkapkan dua pejabat AS pada hari Kamis (31/10), dua hari setelah pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri.
Seperti diberitakan Reuters, Jumat (1/11), Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Kongres pada hari Kamis bahwa kantor anggaran Gedung Putih dan Dewan Keamanan Nasional telah memutuskan untuk menahan bantuan militer asing. Identitas kedua pejabat itu sendiri masih dirahasiakan.
Para pejabat tersebut mengaku tidak mengetahui alasan mengapa pengucuran bantuan itu ditahan. Departemen Luar Negeri juga tidak memberikan alasan bagi Kongres terkait keputusan itu.
Sebelumnya, Pemerintah AS telah meminta persetujuan bantuan keamanan untuk Lebanon pada Mei. Menurut Gedung Putih, Lebanon ialah mitra penting AS di Timur Tengah yang saat ini sedang bergejolak. Bantuan ini diharapkan bisa membantu negara yang beribukota di Beirut itu untuk dapat melindungi perbatasannya. Bantuan itu termasuk kacamata penglihatan malam hari serta persenjataan untuk keamanan perbatasan.
Meski demikian, Washington juga berulang kali menyatakan kekhawatiran terkait semakin kuatnya pengaruh Hezbollah dalam pemerintahan Lebanon, khususnya di Beirut. Hezbollah sendiri ialah kelompok Syiah yang didukung Iran dan masuk dalam daftar hitam organisasi teroris oleh AS.
Pada Selasa (29/10), PM Hariri telah mengundurkan diri di tengah demonstrasi besar-besaran terhadap pemerintahan. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mendesak para pemimpin politik Lebanon untuk membantu membentuk pemerintahan baru yang responsif terhadap kebutuhan rakyatnya, termasuk pemerintahan yang bebas dari korupsi endemik.
Baca Juga: Kematian Baghdadi Tak Membawa Suka Maupun Duka Bagi Warga Mosul
Kepada Reuters, pejabat AS bersangkutan meyakini bantuan keamanan itu diperlukan untuk Lebanon, yang sedang berjuang dengan ketidakstabilan di dalam pemerintahannya sendiri maupun di wilayah yang bergejolak. Lebanon sendiri ialah negara yang menampung ribuan pengungsi perang di negara tetangga Suriah.
“Sangat penting untuk memperkuat militer Lebanon, sebagai salah satu lembaga paling kompeten di negara itu sekarang. Menarik bantuan dari Lebanon dapat membuka jalan bagi Rusia untuk bergerak masuk,” kata pejabat anonim itu.
Sekadar informasi, Rusia telah memperluas pengaruhnya di Suriah sejak Trump mengumumkan penarikan pasukan AS dari bagian timur laut negara itu. Lebanon sendiri telah berupaya mendapat bantuan asing selama berbulan-bulan. Sebelum mengundurkan diri, PM Hariri gagal meyakinkan negara internasional untuk mengucurkan dana bantuan sebesar US$ 11 miliar yang disepakati pada konferensi Paris tahun lalu.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.