Ceknricek.com — Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund atau IMF) Kristalina Georgieva menyebut kawasan Asia Tenggara (ASEAN) sebagai titik terang dalam perekonomian global. Hal ini diakui Kristalina saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN di IMPACT Arena, Nonthaburi, Thailand, Minggu (3/11).
“Presiden dan Direktur Pelaksana IMF melakukan tukar pikiran mengenai situasi ekonomi global dan kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Jokowi, seperti dilansir Antara, Senin (4/11).
IMF sendiri sebelumnya menilai ekonomi dunia saat ini tengah mengalami perlambatan dengan pertumbuhan ekonomi mencapai kondisi terendah dalam satu dekade terakhir. Dalam laporannya pertengahan Oktober lalu, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi hanya tumbuh 3 persen, menurun 0,2 persen dari proyeksi pada April.
Kristalina Georgieva saat bertemu Presiden Jokowi mengungkapkan, saat ini banyak terjadi ketidakpastian yang diciptakan akibat tensi ekonomi dan politik dunia, misalnya alotnya kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) hingga perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Lebih lanjut, ekonom asal Bulgaria itu mengatakan bahwa perlambatan ekonomi terjadi tidak hanya pada perdagangan, tetapi juga pada investasi dan manufaktur yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan. Meski demikian, IMF menilai kondisi ekonomi di ASEAN berada di titik terang dari perekonomian dunia.
Baca Juga: IMF: Ekonomi Dunia 2019 Terendah Satu Dekade Terakhir
“Di sisi lain, Direktur Pelaksana IMF melihat bahwa ASEAN dinilai kondisinya lebih baik dan beliau mengatakan bahwa ekonomi ASEAN masih berada di titik terang di ekonomi dunia,” tutur Retno, mengutip pernyataan Kristalina.
Presiden Jokowi menyampaikan kepada IMF prioritas pemerintah Indonesia dalam lima tahun ke depan yaitu pengembangan SDM, melanjutkan pembangunan infrastruktur, reformasi struktural, serta penyederhanaan peraturan-peraturan. Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, program prioritas yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia itu mendapat sambutan baik dari IMF.
“IMF sangat mendukung, dan mengatakan (prioritas) ini sudah tepat terutama diusulkan untuk menjaga kestabilan moneter, melakukan reformasi peraturan-peraturan dan mengambil kebijakan yang terkait instrumen fiskal,” tutur dia.
Bahkan Kristina juga menyinggung tentang rencana perpindahan Ibu kota Indonesia. Jika bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari reformasi struktural dan institusional, IMF menilai kebijakan ini baik untuk Indonesia.
BACA JUGA: Cek HUKUM, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.