Ceknricek.com — Petinju asal Desa Waenibe, Pulau Buru, Maluku Ongen Saknosiwi merebut sabuk juara dunia tinju kelas bulu versi International Boxing Association (IBA). Ongen menang angka atas petinju Filipina Marco Demecillo pada laga di Jatim Park 3 Kota Batu, Minggu (18/11).
Kemenangan angka itu diperoleh setelah juri pertama memberikan nilai 116-112, 118-110 dan 119-112. Antara melaporkan, secara umum pertarungan berlangsung imbang karena Demecillo juga melakukan serangan.
Momen untuk menjatuhkan lawan didapat Ongen pada ronde ketiga. Pertahanan Demecillo sempat goyang setelah mendapatkan pukulan keras. Sayang, Ongen yang juga anggota TNI AU ini tidak bisa menyelesaikan pertarungan dengan baik.
Pada ronde empat giliran Demecillo yang menekan. Pukulan-pukulan kerasnya terus menghujam ke muka Ogen. Namun, jagoan tuan rumah tidak patah semangat dan terus memberikan perlawanan. Kondisi yang sama terjadi di ronde lima.

Pertarungan bertambah seru setelah banyak penonton yang mengunggulkan jagoannya berteriak memberikan semangat. Petinju Filipina yang dikenal tahan pukul itu terlihat lebih tenang meski terus mendapatkan pukulan dari Ongen.
Baca Juga: Kanvaskan Kovalev, Canelo Kuasai Tiga Divisi Berat
Pada ronde pamungkas, Ongen bermain lebih hati-hati karena dalam kondisi unggul. Petinju di bawah naungan Mahkota Promotions itu terus mengulur waktu dan akhirnya pertarungan berakhir. Kemenangan pun diraih Ongen Saknosisi dan sabuk juara diberikan oleh Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari.
Ongen Saknosiwi diramalkan bakal menjadi juara dunia setelah merebut gelar juara kelas bulu versi WBC Asian Boxing Council Continental, di Singapura, 7 September lalu. Saat itu ia menang TKO di ronde keempat atas petinju Thailand, Nanthawat Mailochat, dengan sebuah pukulan ke arah rusuk kanan. Kemenangan tersebut membuat Ongen tercatat sebagai petinju tak terkalahkan dalam tujuh pertarungan yang semuanya dimenangkan dengan KO/TKO.
Siapakah Ongen?
Lahir 15 Juli 1994, Ongen mengenal tinju dari ayahnya. Olahraga itu menjadi tontonannya sejak SD hingga kemudian mantan petinju nasional, almarhum Wiem Sapulette melihat bakatnya.
Wiem yang pernah meraih medali perak tinju kelas bantam SEA Games Singapura 1983 itu kemudian mengajak Ongen bergabung dengan sasana miliknya di Tangerang.

Ongen meninggalkan kampung halamannya saat usianya 17 tahun. Ia bergabung dengan sasana Wiem tahun 2011 hingga 2014. Saat itu, Ongen sempat terdaftar pada pelatnas tinju junior yang disiapkan untuk kejuaraan di Armenia pada 2012. Sayang, ia tak jadi berangkat.
Ongen sempat ragu untuk meneruskan tekadnya menjadi petinju profesional. Ia merasa kariernya sebagai petinju tak akan bisa menjamin kehidupannya di masa depan. Tahun 2014, ia kemudian memutuskan mendaftar hingga kemudian diterima sebagai prajurit TNI AU.

Sebagai prajurit TNI, Ongen justru mendapatkan dukungan penuh untuk tetap melanjutkan karir tinjunya. Ia bergabung dengan sasana binaan TNI-AU Dirgantara Boxing Club, dan ikut turun dalam PON 2016 di Jawa Barat.
Usai mengikuti PON, akhirnya Ongen memutuskan untuk menjadi petinju profesional. Ia kemudian bergabung dengan manajemen Mahkota Promotion. Dirinya pun bersyukur bisa bertarung dalam pertarungan level dunia.
“Saya mempersembahkan kemenangan ini untuk kedua orang tua saya, lalu Pak Okto (Raja Sapta Oktohari), komandan saya yang sudah memberi dukungan penuh, tim Mahkota Promotion, dan rekan-rekan di Dirgantara Boxing Club,” katanya.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.