Ceknricek.com — Ancaman resesi ekonomi secara global kian meningkat. Selain karena perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang tak kunjung usai, proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang berbelit-belit, konflik regional seperti di Hong Kong juga membuat kondisi perekonomian dan geopolitik dunia menjadi penuh ketidakpastian.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak pelaku usaha bekerjasama dengan pemerintah guna membangun ketahanan ekonomi Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, dari sisi diplomasi, upaya meningkatkan ketahanan ekonomi dilakukan dengan memanfaatkan besarnya pasar dan jumlah penduduk Indonesia sebagai aset dan nilai tawar dalam negosiasi untuk menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi setiap pihak.
“Pada saat ekonomi Indonesia kuat maka kita akan dapat bertahan. Karena kalau tidak begitu, kita hanya akan menjadi pasar saja. Kita harus bisa mendapat sesuatu dari pertandingan ini,” kata Menlu Retno dalam Rakernas Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bidang Hubungan Internasional di Jakarta, Selasa (19/11), seperti dikutip Antara.
Selain itu, Kemlu juga mulai menaruh perhatian pada upaya peningkatan investasi di luar negeri (outbond investment). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar hal ini digalakkan, sebagai salah satu elemen kunci untuk menjadikan ekonomi Indonesia kuat.
“Sehingga dalam (pembahasan) perjanjian investasi bilateral, kita harus melindungi investasi-investasi kita di luar negeri. Ini bukan hanya investasi ekonomi tetapi bisa dikonversi menjadi investasi politik juga,” tutur Menlu.
Sekadar informasi, data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pertumbuhan Indonesia pada triwulan III masih mencapai 5,02 persen. Angka itu disebut masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain, misalnya Singapura, yang mengalami pertumbuhan negatif.
Baca Juga: Realisasi Belanja Negara Hingga Oktober Baru 73,1 Persen dari Target
Sebelumnya, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menilai ekonomi Indonesia masih cukup bagus dan inklusif, dengan dukungan kebijakan ekonomi yang sehat. Meski demikian, ancaman dari faktor eksternal kerap menjadi faktor yang tidak bisa dikendalikan dari dalam negeri, khususnya apabila secara internal negeri tersebut tidak memiliki ketahanan yang kuat.
Merujuk data IMF, perekonomian dunia saat ini mengalami tekanan cukup berat, yang terlihat dari revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2019 yang turun sekitar 0,7 persen dari proyeksi 3,7 persen menjadi hanya 3 persen.
Pemanfaatan FTA
Pada kesempatan yang sama, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai para pelaku usaha perlu melakukan kajian secara mendalam terhadap permasalahan umum dan sektoral, khususnya mengenai investasi dan perdagangan. Kadin juga menilai para pelaku usaha belum memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) karena kurangnya sosialisasi.
“FTA belum banyak dimanfaatkan pelaku usaha karena masih butuh sosialisasi. Kami terus berupaya untuk mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang FTA,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani.
Kadin menilai perlu adanya dukungan pemerintah untuk melakukan pengawasan pemenuhan komitmen FTA oleh negara mitra dan memberikan fasilitas kepada pengusaha Indonesia yang mengalami kendala dalam pemanfaatan FTA di negara mitra. Di sisi lain, diperlukan juga adanya dorongan agar pelaku usaha Indonesia dapat Iebih berorientasi pada ekspor dan tidak hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan domestik.
“Untuk penguatan daya saing pengusaha Indonesia dalam pasar bebas, kami merekomendasikan agar dilakukan feasibility study secara lengkap termasuk data pasar, permintaan, dan analisis dampak terkait dengan negosiasi FTA sebelum dan selama proses perundingan FTA agar pemerintah dapat menetapkan posisi runding dan prioritas FTA yang sekiranya dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia,” katanya.
Kadin sendiri telah bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan perwakilan negara mitra telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan untuk menyosialisasikan beberapa FTA seperti Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Indonesia dalam Eropean Free Trade Association (EFTA) CEPA, dan Indonesia-Korea CEPA.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.