Ceknricek.com — Bobby Nasution adalah suami dari Kahiyang Ayu, putri dari Presiden Joko Widodo.
Bobby dikenal memiliki kedekatan istimewa dengan Akbar Himawan Buchari. Lewat akun instagram, terlihat foto-foto akrab mereka berdua. Bobby terlihat menyuapkan potongan kue kepada pengusaha muda kota Medan itu. Akbar beserta keluarga juga terlihat hadir, saat perayaan ulang tahun pertama, putri dari pasangan Bobby dan Kahiyang, di Hotel Aston Priority Simatupang, Jakarta.
Kedekatan Bobby dan Akbar juga dikonfirmasi Fuad Ginting, penasihat tim kampanye Jokowi-Ma’ruf di Sumatera Utara. Katanya, Akbar memang aktif dan selalu mendampingi Bobby tiap kali berkampanye untuk mertuanya, tempo hari.
*****
Akbar Himawan Buchari adalah pengusaha berusia 31 tahun yang kemarin baru terpilih sebagai anggota DPRD, Sumatera Utara. Bisnisnya mencakup usaha angkutan bus antar kota, properti, kebun sawit, hingga pertambangan.
Kediamannya yang telah kosong di Medan, sempat digeledah KPK, 6 hari setelah operasi tangkap tangan ketika berlangsung dugaan suap dari Isa Ansyari (Kepala Dinas PUPR Pemda Medan) terhadap Tengku Dzulmi Eldin (Walikota Medan) melalui ajudan-ajudannya.
KPK menggeledah kantor Dinas PUPR, Medan pada 19 Oktober 2019. Penyidik menemukan nama Akbar Himawan tertera pada catatan daftar proyek dan pengusaha yang “bermitra” dengan kantor dinas tersebut.
Akbar berteman dengan Isa Ansyari sejak masih sebagai staf di kantor dinas tersebut. Walikota Eldin juga mengaku mengenal pengusaha yang sebelumnya tercatat sebagai pemilik Hotel Saka dan Hotel Saka Premier yang kini telah berganti nama menjadi Hotel Swiss Bel Inn.
Pada tanggal 5 November 2019 KPK telah meminta pencegahan Akbar ke luar negeri. Lembaga tersebut juga sudah memanggil sosok yang belakangan terlihat dekat dengan Bobby Nasution itu, untuk diperiksa sebagai saksi.
Seorang penegak hukum mengatakan bahwa Akbar beberapa kali memenangkan tender proyek kakap di Dinas Pekerjaan Umum. Dia juga diduga memegang rekening penampung jual-beli proyek di dinas tersebut. Konon calon penggarap proyek perlu menyetor 5-15% dari nilai kontrak. Pada rekening yang sama, pernah pula tercatat transfer sebesar Rp 5,6 miliar dari Dinas Pekerjaan Umum yang kemarin dipimpin Isa Ansyari.
*****
Isa Ansyari pernah menyerahkan uang Rp80 juta kepada Eldin, selama periode Maret-September 2019. Menurut Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, setoran tersebut terkait dengan pengangkatannya sebagai Kepala Dinas PUPR.
Baca Juga: “Sip Ma Baba Mi”
Dalam penangkapan kemarin, sebelumnya Isa telah mengirim Rp 200juta ke rekening orang tua Aidiel Putra, ajudan Eldin. Penyergapan terjadi ketika Isa menyerahkan Rp50 juta tambahan kepada ajudan Eldien lainnya yang bernama Andika. Dia sempat berusaha kabur dengan menabrak petugas KPK yang ingin menangkapnya.
Jika keterangan Razman Arif Nasution, pengacara Isa Ansyari, kelak terbukti benar –yang menyampaikan Rp250 juta pemberian kepada Walikota Eldin merupakan uang pribadi dari gaji kliennya– maka Kepala Dinas PUPR yang baru diangkat beberapa bulan lalu itu, termasuk pejabat yang sangat dermawan.
Meski demikian, hal itu mestinya semakin membuktikan adanya tudingan gratifikasi yang bersangkutan kepada pimpinannya.
*****
Tengku Dzulmi Eldin beserta keluarga memperpanjang waktu kunjungan ke Jepang selama 4 hari, ketika rombongan pejabat Kantor Walikota Medan bertolak kembali ke Tanah Air. Konon biaya perjalanan membengkak menjadi Rp1,4 miliar dari Rp500 juta yang dianggarkan semula.
KPK menduga Eldien memerintahkan Syamsul Fitri Siregar, Kepala Subbagian Protokoler, untuk menghubungi kepala-kepala dinas, soal kebutuhan untuk membayar utang tambahan biaya perjalanan ke Jepang tersebut di atas.
Penyidik KPK sempat mempertemukan Eldien dan Isa pada salah satu ruangan di Polrestabes Medan. Keduanya lalu tak membantah tuduhan penyidik. Pada tanggal 12-11-2019 lalu, pengacara Eldien, Fadli Nasution, menyatakan kliennya siap bertanggung jawab.
*****
Yamitema Tirtajaya Laoly adalah putra dari Menkumham Yasonna Laoly. Perusahaannya tercatat dalam buku catatan milik Dinas Pekerjaan Umum. KPK telah memanggil dan memeriksanya sebagai saksi pada tanggal 18-11-2019.
Dia mengaku mengenal Eldien, Isa, maupun Akbar. Tapi dia menolak menjelaskan peran Akbar di Dinas PUPR itu.
Yamitema juga membantah memberikan uang pelicin untuk mendapat proyek. Sebaliknya dia malah mendukung Binsar Ricky Sanders Simarmata melaporkan kejanggalan proyek perbaikan drainage yang dialaminya ke penegak hukum. Katanya, dia pun kerap mendapat perlakuan yang sama ketika menggarap proyek di Medan dan kerap melaporkannya ke inspektorat.
****
Binsar Ricky Sanders Simarmata baru saja menyurati Pemerintah Kota Medan yang ditembuskan ke Kejaksaan Tinggi dan Kepolisian Daerah di Provinsi Sumatera Utara. Belum sampai seminggu yang lalu, yakni Rabu, 20-11-2019. Lebih sebulan dari saat pejabat-pejabat teras Kota Medan itu digelandang KPK ke Jakarta.
Surat itu sebagai bentuk protes Binsar. Sebab, Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kota Medan, sebetulnya menyatakan perusahaannya yang memenangkan proyek drainase di jl. Galang dan Wijaya. Diumumkan tanggal 11 September 2019 — atau sekitar sebulan sebelum OTT KPK — dengan nilai pekerjaan sebesar Rp2,1 miliar.
Binsar tak pernah menerima surat penunjukan pengadaan barang dan jasa dari Dinas PUPR itu, sebagai bekal untuk mengerjakan proyek. Katanya, dia sudah menyurati panitia agar mengeluarkan surat penunjukan tersebut.
Pertengahan November kemarin, Binsar justru mendengar dari salah seorang koleganya bahwa proyek yang dimenangkannya sedang dikerjakan pihak lain.
*****
Saut Situmorang, pada Jumat 22 November 2019 kemarin, mengatakan jika kasus suap di Kota Medan itu akan terus berkembang. Mungkin untuk menjawab lelucon klasik yang sering terdengar di tengah masyarakat sana, “Aise na mangatur negara on?”
*****
TEMPO tak berhasil mewawancarai Bobby Nasution maupun Akbar Himawan Buchari, hingga tenggat penerbitan majalahnya akhir pekan kemarin. Kepada Bobby, majalah itu ingin mengkonfirmasi sejauh mana kedekatannya dengan Akbar. Surat permohonan wawancara sudah disampaikan kepada Biro Pers Istana tanggal 20-11-2019.
Mereka pun sudah mencoba menghubungi kedua nomor telepon seluler Akbar. Tapi tak aktif. Rumahnya di Jl. DI Panjaitan, Medan juga kosong.
BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Informasi Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.