Ceknricek.com — Pendiri sekaligus pemilik Ciputra Group, Ciputra meninggal dunia di Singapura pada Rabu, (27/11). Pengusaha properti itu mengembuskan napas terakhir pukul 01.05 waktu Singapura di usia 88 tahun.
“Kami sangat kehilangan sosok ayah, kakek, dan pimpinan yang menjadi suri teladan bagi keluarga dan keluarga besar dari Grup Ciputra,” kata Rina Ciputra Sastrawinata, putri pertama Alm. Ciputra, dalam Rabu (27/11).
Tjie Tjin Hoan alias Ciputra lahir lahir di Parigi, Sulawesi Tengah 24 Agustus 1931, Ia merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara yang hidup sederhana. Pada usia belasan, Tjie Tjin Hoan sudah harus menjadi yatim. Ayahnya Tjie Siem Po tewas ditembak serdadu Jepang karena dianggap sebagai mata-mata Belanda.
Tjie tidak patah arang. Ia bertekad untuk mencari ilmu agar kehidupannya menjadi lebih baik meski terlambat. Tjie baru lulus dari bangku SD saat berusia 16 tahun dan melanjutkan ke SMP di Gorontalo.
Umur 19 tahun setelah Tjie lulus, Ia melanjutkan pendidikan SMA Frater Don Bosco di Manado, dan melanjutkan pendidikan universitas di Institut Teknik Bandung (ITB) jurusan Arsitektur.
Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:241), Tjie yang ayahnya berasal dari Fujian itu akhirnya mengubah namanya Ciputra pada usia 25 tahun.
Baca Juga: Ir. Ciputra Telah Tiada
Perjalanan karir Ciputra dimulai ketika ia masih Kuliah di ITB. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun 1957 Ciputra bersama kedua rekannya membuka biro arsitek di bandung.
“Kami mendirikan sebuah perusahaan konsultan, bernama Daya Cipta dan sampai sekarang masih beroperasi dengan nama PT Perentjana Djaja,” kata Ciputra dalam Ciputra Quantum Leap: Entrepreneurship Mengubah Masa Depan Bangsa dan Masa Depan Anda (2008:31).
Ketika didirikan, biro tersebut sudah langsung mendapat kontrak pekerjaan yang lumayan. Proyek awal yang mereka tangani pada waktu itu adalah gedung bertingkat sebuah bank di Banda Aceh. Bisnis ini pun Ciputra jalani hingga ia lulus dari ITB pada tahun 1960.
Ikut Membangun Jakarta
Setelah lulus kuliah, Ciputra hijrah ke Jakarta. Keputusan inilah yang menjadi tonggak sejarah dan menentukan garis hidup Ciputra bersama kedua kawannya.
Lewat bendera PT Perentjana Djaja, ia menguatkan nyali untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta Soemarno Sosroatmodjo untuk memborong proyek perbelanjaan di kawasan Pasar Senen.
Soemarno yang terkesan akan semangat anak muda tersebut kemudian menerima proposal Ciputra dan berjanji akan menyampaikannya ke Presiden Sukarno. Singkat cerita, Ciputra akhirnya dilibatkan dalam proyek peremajaan Pasar Senen.
Baca Juga: Saleh Husin: Selamat Jalan “Bapak Properti” Indonesia
Tahun 1961, PT Pembangunan Jaya berdiri. Perusahaan ini dibentuk untuk melakukan pelbagai peremajaan sejumlah bagian kota Jakarta agar lebih tertata dan mencerminkan tata kota yang baik.
Dari sinilah proyek Ciputra bermunculan. Ia lalu mendapat proyek baru seperti Taman Impian Jaya Ancol, pembangunan Gedung Balaikota, hingga pembangunan Bintaro Jaya.
Melalui perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki Pemda DKI inilah Ciputra kemudian menunjukkan kelasnya sebagai seorang pengusaha andal sekaligus profesional.
Membentuk Ciputra Group
Tahun 1970, kisah sukses Ciputra tercium oleh beberapa pebisnis lainnya seperti Sudono Salim, Sudwikatmono, Budi Brasali, dan Ibrahim Risjad. Mereka kemudian mengajak Ciputra untuk berkolaborasi, dan lahirlah Metropolitan Group.
Dari kolaborasi inilah nantinya mereka mengembangkan perumahan Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong damai. Ciputra pun semakin sukses sebagai seorang pebisnis tangguh hingga akhirnya Ia membangun perusahaannya sendiri Ciputra Group.
Grup Ciputra sendiri merupakan kelompok usahanya yang kesekian kalinya sukses. Grup usaha ini berawal dari PT Citra Habitat Indonesia, yang pada awal tahun 1990 diakui sisi seluruh sahamnya dan namanya diubah menjadi Ciputra Development (CD).
Di perusahaan ini, Ciputra kemudian menjabat sebagai dirutnya dan keenam jajaran direksi diisi oleh anak dan menantunya sendiri. Ciputra pun terus melebarkan sayap bisnisnya, hingga tahun 2006 ia mendirikan sekolah dan Universitas Ciputra.
Setelah lebih dari setengah abad bergelut di dunia bisnis properti pengusaha tangguh itu pun tutup usia pada hari ini, Rabu (27/11) dan meninggalkan seorang istri, 4 anak, 4 menantu, 10 cucu, 4 cucu menantu, dan 7 cicit.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.