Ceknricek.com — Pelukis dan seniman Tisna Sanjaya tetap bersemangat dan berkreasi meski di tengah pandemi COVID-19.
Dosen FSRD Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengaku ada perbedaan yang besar ketika melakukan pameran secara langsung dibanding virtual.
Dalam bincang-bincang daring yang diselenggarakan Media Center Satgas COVID-19 via Zoom, Sabtu, (17/10/20), pelukis berusia 62 tahun itu menyatakan ada perbedaan proses kreatif pada masa sebelum dan sesudah pandemi COVID-19.
‘”Sangat berbeda, situasi sekarang bukan main-main. Ini masalah global yang muncul dari persoalan lokal. Namun saat berinteraksi dengan mahasiswa secara online, saya menemukan banyak gagasan menarik,”akui Tisna dari Bandung.
Selain itu, wabah corona membuat doktor dari ISI Yogyakarta ini melakukan pameran karya-karyanya secara online.
“Berhubungan langsung dengan orang yang menikmati karya kita itu tak tergantikan. Namun sekarang saya mulai belajar cara berkarya dari dalam rumah. Hasilnya karedok bikinan istri saya bisa jadi instalasi seni,”akui pria yang akrab disapa Kang Tisna tersebut.
Berkreativitas di bawah lindungan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak bagi Tisna Sanjaya tidak mengurangi nilai dan spirit karya seninya. Justru karyanya lebih kontemplatif, nyaman dan akrab.
“Pandemi COVID-19 justru membuat kreativitas makin tumbuh. Karya-karya jadi sangat menarik tinggal energi, aura dan spiritnya diarahkan untuk lebih peduli dengan situasi sehingga jadi karya solidaritas,”paparnya.
Kang Tisna mengungkapkan selama wabah corona, dirinya bersama komunitas seniman Ngahiji menjual hasil lukisan mereka untuk membeli sembako dan masker untuk disumbangkan kepada masyarakat.
“Sebagai seniman saling memberikan semangat, saling mendoakan. Sebab seni itu doa,”cetus dia.
Bahkan Tisna Sanjaya juga menghasilkan beberapa karya seni dan instalasi yang terinspirasi dari COVID-19. Karya-karya tersebut menurut dia sangat kontemplatif sehingga menjadi momentum untuk menemukan sesuatu yang terdalam dalam diri kita.
Bahkan saat Idul adha ketika harus shalat dari rumah saja, ia menjumpai pengalaman yang luar biasa berkesan dan sedikit menggelikan. Hasilnya peristiwa shalat dari rumah saja itu jadi karya lukis dimana dirinya menjadi imam besar.
“Ada lukisan terinspirasi dari ibadah di rumah saja. Saya jadi penceramah, istri dan anak-anak jadi jemaah. Ketika ceramah banyak diinterupsi anak saya. Makanya, ada lukisan saya jadi imam besar di rumah,”kisah pelukis yang memberikan lukisannya saat sedang talkshow virtual kepada Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo.
Kepada para seniman, baik penyanyi, pelukis maupun seniman lainnya, Tisna Sanjaya berpesan untuk tetap berkarya di masa pandemi COVID-19 ini.
“Cintai aja keseharian. Sebab keseharian itu berbeda. Setiap perubahan dan perbedaan bisa jadi spirit dan energi. Ketika kita bertemu dengan keunikan dan keruwetan harus jadikan itu sebagai semangat. Seni untuk perubahan, kalau tidak seperti itu, pekerjaan kita jadi tidak penuh sukacita,”pungkasnya.
Pesan pemerintah, ingatlah orang-orang tercinta agar terhindar Covid dengan jalan selalu pakai masker, jaga jarak aman dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Juga jangan lupa berdoa dan bertawakal kepada Tuhan.
Baca juga: Rando Sembiring Curhat Nasib Karirnya di Tengah Pandemi COVID-19