Ceknricek.com – Uji coba publik MRT Jakarta dilaksanakan, Selasa (12/3). Hingga Senin (11/3), tercatat 181.209 orang terdaftar ikut dalam uji coba kereta bawah tanah pertama di Indonesia tersebut.
“Masih tersisa kuota sebanyak 104.391 orang dari 285.600 orang yang disediakan,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, dalam siaran pers, Senin (11/3).
Bagi masyarakat yang belum mendapatkan tiket, bisa mencoba pendaftaran untuk tanggal keberangkatan 18-22 Maret 2019.
PT MRT Jakarta menyiapkan setidaknya delapan rangkaian kereta (tujuh beroperasi dan satu sebagai cadangan), dengan selang waktu keberangkatan antar kereta 10 menit. Uji coba publik ini rencananya dilaksanakan selama 13 hari, mulai 12 hingga 24 Maret 2019. Setiap harinya, uji coba publik ini dibuka dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Sekadar mengingatkan, hingga 28 Februari 2019 lalu, perkembangan konstruksi sipil telah mencapai 99,061 persen. Yang tersisa adalah pekerjaan arsitektural, semisalnya kanopi area pintu masuk (entrance) di sejumlah stasiun seperti di Setiabudi, Bendungan Hilir, Sisingamangaraja, dan Blok M.
Persiapan sumber daya manusia juga telah mencapai 97,50 persen. Garda depan MRT Jakarta di setiap stasiun (station team) telah mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk penanggulangan situasi kedaruratan.
Di fase I ini, MRT Jakarta telah membangun 13 stasiun dan satu depo yang membentang sepanjang 15,7 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Tersedia 16 rangkaian kereta (14 rangkaian beroperasi dan dua sebagai cadangan) yang akan beroperasi mulai pukul 05.00 hingga 00.00 WIB setiap hari.
PT MRT Jakarta menargetkan untuk mengangkut sekirar 130 ribu orang per hari. Sebagaimain trunk, MRT akan didukung oleh sistem transportasi publik lainnnya seperti Transjakarta yang akan membawa masyarakat dari area pemukiman ke stasiun MRT Jakarta yang terdekat.
Hadirnya MRT Jakarta diharapkan, akan mendorong masyarakat untuk berpindah dari pengguna kendaraan pribadi menjadi pengguna transportasi publik.
Secara perlahan-lahan MRT Jakarta juga akan mengubah budaya dan perilaku bertransportasi dan mobilitas keseharian masyarakat agar lebih disiplin dan tertib ketika menggunakan transportasi publik.