Ceknricek.com — Penambahan kasus positif COVID-19 yang terus melonjak belakangan ini menyebabkan penanganan wabah corona di Tanah Air dalam situasi sulit.
Lonjakan pasien positif corona yang terjadi sepekan terakhir menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Daeng M Faqih dalam webinar Satgas COVID-19 di Jakarta, Minggu, (15/11/20) menambah berat tugas tenaga kesehatan.
Atas dasar itu, Daeng demikian sapaan akrabnya memohon kepada masyarakat untuk tidak memperberat situasi dengan tindakan yang tidak patuh pada protokol kesehatan.
“Dari hati kami petugas kesehatan yang paling dalam, mohon untuk kita bersama melakukan gerakan bersama perang semesta pada COVID-19,” ujarnya dengan suara bergetar.
Menurutnya, apabila masyarakat tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan maka jumlah tenaga kesehatan semakin hari akan terus berkurang karena gugur dalam bertugas.
Sementara dalam kenyataan saat ini peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan sebagai garda terakhir melawan COVID-19 yang sudah berlangsung delapan bulan itu.
“Mohon tidak menambah penularan yang lebih banyak, supaya tidak bertambah petugas kesehatan yang gugur lebih banyak lagi,” tambahnya.
Daeng M Faqih mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesadaran kolektif protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak diterapkan sekaligus. Jika masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan maka apa yang sudah dilakukan selama delapan bulan terakhir bakal sia-sia belaka.
“Penanganan COVID-19 dengan 3T memang garda terdepannya rumah sakit. Tapi untuk mencegah penularan di masyarakat, garda terdepannya tetap pada masyarakat,” ujarnya.
Klik video untuk tahu lebih banyak – SOSIALISASI 3M DARI TANTOWI YAHYA
Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua PB IDI dr. M Adib Khumaidi menambahkan hingga 10 November 2020 sudah sebanyak 159 dokter meninggal lantaran terpapar COVID-19.
“Kemudian antara 10 November sampai hari ini ada dua hingga tiga dokter yang meninggal karena COVID-19,” katanya.
Jika melihat lonjakan angka positivity rate Adib memaparkan hal itu kuat dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat. Pada Mei 2020 terjadi lonjakan kasus 20 persen dan Agustus 10 persen.
“Salah satu faktornya adalah berkaitan dengan mobilitas masyarakat,” tandasnya.
Baca juga: IDI Desak Pelanggar Protokol Kesehatan Ditindak Tegas
Baca juga: IDI: 282 Dokter dan Perawat Meninggal Akibat Covid-19