Ceknricek.com — Film “The Boy with Moving Image” (TBWMI) karya sutradara muda Roufy Nasution telah tampil di l Jogja Asian-NETPAC Film Pacific pada 27 Desember 2020.
Film yang dibuat bersama beberapa sineas muda Bandung Raya di bawah payung Cinemora Pictures dan Aksa Bumi Langit itu banyak mencurahkan kegelisahan sineas Bandung dalam berkarya.
Sang produser, Dzikri Maulana berharap film berdurasi 103 menit itu bisa tayang di bioskop dan ruang pemutaran alternatif komunitas film Indonesia pada 2021.
“Saya berharap bahwa film ini bukan hanya menjadi sekadar film, tetapi menjadi sebuah gerakan yang membangkitkan ekosistem film independen di bandung agar dapat terus eksis karena bertahun-tahun belum ada lagi yang berani membuat fitur film independent fiksi di Bandung,” kata Dzikri Maulana dalam siaran resmi, Rabu, (10/3/21).
“The Boy with Moving Image” berkisah mengenai Vaiyang (Bryancini), seorang sutradara yang ingin menyewa sebuah rumah untuk keperluan pengambilan gambar yang ditinggali oleh seorang perempuan bernama Ning (Nithalie Louisza).
Vaiyang kemudian diizinkan menggunakan rumah Ning dengan syarat dia harus mau menemani Ning hingga hari di mana ajalnya tiba.
Melalui adegan-adegan film TBWMI dan visi artistiknya, Dzikri mengungkap ingin menambahkan keberagaman genre dan bentuk dalam khazanah perfilman Indonesia bahkan dunia.
Dzikri menjelaskan, TBWMI jadi istimewa karena mengusung semangat guerrilla filmmaking dengan anggaran, alat dan kru sederhana. Namun di tengah semua keterbatasan, semangat untuk berkarya tetap berkobar menggelora demi menghasilkan karya maksimal.
“Semoga karya ini dapat menjangkau penonton seluas-luasnya, dan semoga semangat yang dibawa dalam karya ini dapat menjadi motivasi bagi para pembuat film di luar sana bahwa berkarya dapat dilakukan meskipun dengan keterbatasan serta tidak ada yang tidak mungkin untuk memiliki pencapaian selama kita berusaha untuk mencapainya,” tutup dia.
Baca juga: Poster Baru Film Nussa Perlihatkan Sosok Abba yang Jarang Terlihat