Ceknricek.com—Deklarasi gerakan Jok-Pro 2024 oleh M. Qodari dinilai pengamat politik Universitas Indonesia (UI), DR. Mulyadi, digerakan oleh pihak lain yang berada di atas Qodari. Hal itu dikatakan Mulyadi, saat menjadi nara sumber di program talk show Realita TV, yang dibawakan oleh Rahma Sarita. Menurut Mulyadi, Qodari hanya sebagai elit penghubung, yang kerjanya memang memprovokasi dan memobilisasi massa.
Wacana presiden tiga periode menurut Mulyadi bukan sesuatu yang mustahil. Karena salah satu pengertian praktis dalam politik yang difahami orang adalah seni mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
“ Jadi memang sangat mungkin terjadi. Ini kalau studi teori, karena studi memberi ruang seperti itu karena ada fakta yang kemudian dikondisikan tidak mungkin jadi mungkin,”kata Mulyadi.
Namun pertanyaannya kemudian, kata Mulyadi,mengapa gerakan politik ini muncul? Ada dua aktor yaitu pertama Qodari, kedua kelompok kepentingan. Mulyadi melihat itu adalah tanda kemunduran demokrasi. Dan dua fenomena aktor yang tidak biasanya dalam sistem politik kita itu adalah indikator menguatnya oligarki sosial.
“Teori saya khan oligarki kembar tiga Ini penguatan untuk mendukung oligarki ekonomi dan oligarki politik. Dan oligarki politik itu basisnya di partai,”kata Mulyadi.
“Partai kita memang rusak. Dan butuh kelompok kepentingan yang rusak juga. Jadi oligarki sosial ini basisnya di kelompok kepentingan. Oligarki ekonomi basisnya di bisnis. Dari partai, bisnis dan kelompok kepentingan dimana posisi Qodari?”ujar Mulyadi.
Dengan manuver Qodari membentuk opini publik untuk melakukan manipulasi, melakukan mobilisasi dan provokasi , menurut Mulyadi akan menguat lagi yang anti jokowi dan pro jokowi. “Kalau saya melihat kemunculan dua aktor, Qodari belum berada di elit antara dan tandingan. Masih jauh. Qodari masih sejengkal di atas massa. Dia kerjanya sebagai elit penghubung,”jelas Mulyadi.
Dosen ilmu politik program Pasca Sarjana UI ini menduga, diantara elit penghubung ini ada elit yang menggunakan Qodari, yaitu elit antara dan elit tandingan. Ini yang perlu dicermati. Mulyadi pun mengaku sedang mencari informasi siapa elit politik yang diatas Qodari.