Ceknricek.com—Kementerian Kesehatan lewat Plt. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, drg. Arianti Anaya, MKM, menjawab keluhan masyarakat soal kelangkaan obat-obat perawatan Covid-19. Menurut Arianti, ada kendala dalam hal distribusi, hingga obat-obatan terlambat sampai di lapangan. Arianti pun berharap industri farmasi tidak menahan obat-obatan yang dihasilkan, agar bisa diakses masyarakat. Hal itu dikatakan Arianti saat konferensi pers virtual tentang kelangkaan obat-obatan Covid-19, Sabtu (11/7/21).
Menurut Arianti, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan langkah-langkah, agar kelangkaan dan mahalnya obat terapi Covid-19 teratasi. Diantaranya, pihak Kemenkes sudah mengajak industri farmasi untuk mengikuti aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah dikeluarkan pemerintah.
“Komponen HET ini sudah dikaji dengan baik, sehingga harganya bisa terjangkau masyarakat, tapi perusahaan juga tidak rugi,”kata Arianti.
Selain itu, pihak Kemenkes sudah mengecek stok obat perawatan penderita Covid-19 dan dinyatakan cukup untuk lonjakan positif Covid-19 yang terjadi sekarang ini. Kemenkes juga menjamin keamanan dan mutu obat-obat perawat Covid-19 yang beredar di pasaran. Stok obat tersebut, menurut Arianti, ada di dinas kesehatan propinsi, di instalasi farmasi pusat, industri farmasi, rumah sakit dan apotik.
“Ada memang yang stoknya terbatas. Tapi obat itu khusus untuk pasien yang kritis. Dalam waktu dekat kita akan cukupi dengan cara impor,”kata Arianti.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan susahnya mendapat obat yang biasa dipakai untuk perawatan pasien Covid-19. Di pasar online, obat-obatan itu bahkan melonjak harganya puluhan kali lipat, hingga tidak terjangkau masyarakat. Menteri kesehatan kemudian merilis HET, dan mengaku akan menindak tegas mereka yang mengambil keuntungan dari pandemik ini.