Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Australia Sudah Kenal Afghanistan Sejak Abad ke-19

Opini August 21, 20213 Mins Read

Ceknricek.com–Seorang sahabat dari Indonesia pernah terheran-heran ketika melihat begitu banyaknya perempuandi salah satu bagian kota Melbourne (Dandenong) yang dari raut wajah mereka mencerminkan bahwa mereka adalah keturunan Tionghoa, namun berjilbab. 

“Wah! Banyak mualaf di sini ya Im?” katanya.

Dia tidak nyana bahwa Dandenong, terletak di bagian timur kota Metropolitan Melbourne, ibukota negara bagian Victoria, adalah gudang penduduk keturunan Hazara, Afghanistan, yang “hijrah” ke Australia pasca masuknya Amerika beserta sekutunya ke Afghanistan dalam rangka “Perang Melawan Terorisme” yang dikumandangkan Presiden Amerika George W.Bush, setelah peristiwa 9/11 – serangan terhadap menara gedung World Trade Centre di kota New York.

Masyarakat Hazara adalah keturunan Mongol. Mereka Muslim Shi’ah. Perawakan mereka lebih mungil dibanding suku Pashtun yang biasanya rata-rata berperawakan, paling tidak lelakinya, seperti Tarzan atau Samson. Dan kasat mata masyarakat Afghanistan/Hazara yang akhirnya bermuara di Australia umumnya memang berhasil dalam membina peri kehidupan yang layak, antaranya dengan membuka rumah makan, yang hidangannya ternyata sesuai dengan selera banyak orang di Australia.

Tapi itu bukan pertama kali warga Afghanistan mencecahkan kaki mereka di bumi Australia. Sekitar pertengahan abad ke-19 Australia “mengimpor” para pawang unta umumnya dari Afghanistan, untuk memungkinkan dibukanya hubungan darat antara Australia bagian selatan dengan utara, yang di tengah-tengahnya terdapat gurun yang di kala musim panas, terik mata harinya bisa mengelupaskan kulit dan di musim dingin angin puyuhnya dapat membekukan darah di lubang peluru korban penembakan.

Jelas perumpamaan ini agak berlebihan, namun memadai untuk menggambarkan betapa tidak ramahnya suhu di kawasan gurun itu, hingga kuda dan bahkan sapi pun niscaya akan kewalahan. Karenanya diperlukan unta. Dan untuk memanfaatkan unta sebagai hewan beban yang harus mengharungi jalur selatan-utara dan sebaliknya, perlu ada pawangnya. Maka didatangkanlah para pawang unta dari Afghanistan, dan kemungkinan pula sebagian dari apa yang kini adalah Pakistan, khusus dari kawasan yang bersebelahan dengan Afghanistan.

Penulis-penulis Australia suka melukiskan ketangguhan para pawang unta asal Afghanistan ini laksana “superman” – mereka begitu tahan panas dan dingin. Mereka adalah pekerja yang tangguh. Australia memang adalah benua terkering di dunia. Mereka mendirikan masjid, salah satunya sampai kini masih ada di ibukota negara bagian Australia Selatan, Adelaide. Dan pertama kali saya menjenguknya dalam tahun 1968 masjid itu masih merupakan sebuah bangunan kecil mungil yang memang arsitekturnya khas mirip masjid, namun ketika dalam tahun 2019 saya kembali ke Adelaide, masjid tersebut sudah dipugar, meski ciri-ciri aslinya masih kentara.

Selesai menuntaskan tugas membuka hubungan jalur darat selatan-utara dan sebaliknya, sebagian terbesar pawang unta tersebut mudik ke negeri asal mereka, dan mewariskan unta yang mereka bawa ke alam lingkungan di bagian tengah Australia. Unta-unta tersebut kemudian berkembang biak, dan pernah, begitu dilaporkan, jumlahnya diperkirakan mencapai sejuta ekor. Unta liar tanpa pawang dan berkembang menjadi hama yang mengganggu penduduk.

Pernah pemerintah Australia menyediakan anggaran sampai 20-juta dolar untuk upaya mengurangi jumlah unta liar ini, setelah usaha untuk membujuk sejumlah negara Asia Tenggara dan Timur Tengah mengimpor daging unta, tidak berhasil. Unta-unta liar itu ditembaki dari pesawat helikopter, namun ternyata cara seperti ini tidak begitu berhasil.

Ada negara-negara di Timur Tengah yang mengimpor unta hidup dari Australia untuk dilatih menjadi unta pacuan, namun masih dalam jumlah yang terlalu kecil. Kini, ada kedai-kedai daging halal di Australia, seperti di Melbourne, yang menjual daging unta dengan harga sebanding Rp.170.000 sekilo. Juga susu unta digemari oleh kalangan tertentu, dan harganya sebotol sekitar Rp.120.000. Seorang kenalan yang pernah minum susu unta mengaku bahwa kalau di pagi hari dia meneguk satu gelas besar susu unta, maka dia tahan sampai malam baru makan. Meski para pawang unta dari Afghanistan itu sangat ta’at beribadah sebagai Muslim namun mereka tidak berdakwah, mungkin karena keterbatasan kemampuan berbahasa Inggris. Atau mungkin juga mereka waktu itu belum menjadi Taliban? Wallahu a’lam.

#Australia afghanistan taliban
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.