Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
  • G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok
  • Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI
  • Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Jejak Pak Harto Dalam Dua Film Tentang Peristiwa 1 Maret 1949

Opini March 12, 20225 Mins Read

Ceknricek.com–Tidak sulit menemukan jejak rekam Soeharto di dalam peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Nonton saja film “Enam Djam di Yogya”, produksi Perfini tahun 1951, karya sineas legendaris Indonesia , Usmar Ismail.

Film kedua, “Janur Kuning” produksi tahun 1979, karya sutradra kawakan Alam Rengga Surawidjaya. Kebetulan ” Janur Kuning” akan ditayangkan Minggu (13/3) malam ini di TVOne. Film itu dibintangi Kaharuddin Syah, Dicky Zulkarnaen, dan Sutopo HS.

Penayangan film berlatar sejarah tersebut menarik perhatian di tengah gencarnya polemik antara politisi Gerindra Fadli Zon dengan Menkumham Mahfud MD mengenai peran Soeharto dalam peristiwa itu. Polemik dipicu Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 tahun 2022 yang menetapkan Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Namun, dalam Keppres, nama Pak Harto hilang. Yang tercantum hanya empat tokoh : Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Jenderal Sudirman, Soekarno, dan Mohammad Hatta. Menurut Mahfud itulah nama tokoh-tokoh yang dianggap memiliki peran penting dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret. Padahal, dalam buku-buku sejarah dan juga setidaknya dalam dua film produksi nasional, Soeharto yang memimpin serangan itu.

Polemik Fadli Zon dengan Mahfud MD dimulai di media sosial ” twitter” dan sekarang meluas melibatkan banyak ahli sejarah. Fadli Zon, Doktor Sejarah jebolan Universitas Indonesia kebetulan pernah pula membuat penelitian tentang Serangan Umum 1 Maret. Dia menganggap Keppres 2/2022 menggelapkan sejarah. Mahfud MD, mengatakan, nama Soeharto tetap tercantum dalam naskah akademik Keppres, bahkan ditulis sebanyak 48 kali.

“Keliru Pak Mahfud. Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, Soekarno dan Hatta masih dalam tawanan di Menumbing. Pemerintahan dipimpin PDRI (Pemerintah Darurat RI) di bawah Sjafroeddin Prawiranegara. Tak ada gagasan dari Soekarno dan Hatta dalam peristiwa itu. Jangan belokkan sejarah!” kata Fadli Zon.

Jas Merah tvOne

Direktur Programming tvOne, Reva Deddy Utama, mengatakan penayangan film sejarah di medianya memang selalu dikaitkan dengan peringatan momentum hari bersejarah. Seperti film “G30S PKI” yang ditayangkan setiap akhir bulan September. Demikian juga film “Janur Kuning” karena berkaitan dengan hari bersejarah yang terjadi di bulan Maret. Kalau ada polemik mengenai itu, pihaknya menganggap itu menjadi newspeg untuk promosikan penayangan filmnya.

“Tiga tahun belakangan ini, tvOne memang setiap dua pekan sekali menayangkan film perjuangan, dengan banner “Jas Merah” (Jangan Melupakan Sejarah), ” sambung Reva, Jumat (11/3 malam.

Pakar telematika Roy Suryo juga menyoal penghilangan nama Pak Harto dalam sejarah serangan umum 1 Maret 1949. Mantan Menteri Pemuda & Olahraga itu yang pertama kali mengingatkan di akun twitternya minggu lalu mengenai peran Soeharto yang tidak hanya muncul dalam film yang diproduksi di masa Orde Baru.

“Taruhlah dalam film ” Janur Kuning ” peran Pak Harto dilebih- lebihkan karena dibuat di masa beliau berkuasa. Tapi menghilangkan sama sekali peran beliau, jelas itu penggelapan sejarah. Karena peran Pak Harto nyata. Nonton Film Enam Djam di Yogya yang dibuat tahun 1951. Waktu itu Pak Harto belum punya posisi penting. Film itu jelas menyebut perannya. Malah, hanya Pak Harto dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang disebut, ” papar Roy Suryo Jumat (11/3) malam ketika saya hubungi. Tak lupa dia mengirimkan link film tersebut di YouTube. ” Mas lihat di menit ke 30,” sambungnya.

Tersimpan utuh di Sinematek

Kepala Sinematek Indonesia, Akhlis Suryapati yang dihubungi Jumat, menyatakan copy film ” Enam Jam di Jogya” masih tersimpan rapi di lembaganya. Dia pun mengirimi saya rekaman bagian yang menyebut nama Pak Harto dalam dua versi film hitam putih dan versi berwarna.

Dalam film ” Enam Djam di Yogya” jelas nama Soeharto dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX masing- masing disebut dua kali. Rinciannya berikut. Pada menit ke 30.20. ” Pak Harto sudah mengerti, segala sesuatu yang sudah saudara-saudara ajukan itu,”kata pemeran dalam film kepada kawan-kawannya. Berikutnya pada menit ke 58.01. ” Saya baru saja kembali dari rapat WK-102, untuk menerima perintah dari Kolonel Letnan Soeharto, guna mengadakan serangan umum terhadap Jogja”.

Adapun Sri Sultan Hamengkubuwono disebut pada menit ke 36.31 : “Yang saya maksud di sini ialah, bahwa Sri Sultan sekalipun menyatakan persetujuan, malah menganjur-nganjurkan”. Pada menit ke 36.39 : ” Kalau Sri Sultan setuju, ya kita juga setuju”. Sampai film habis, nama Soekarno dan Hatta malah tidak disebut.

Film ” Enam Djam di Yogya ” adalah film pertama yang dengan sadar melukiskan Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai peristiwa nyata yang terkenal dalam sejarah revolusi Indonesia. Meski disajikan secara fiksi tetapi fakta nyata menjadi acuannya. Kisah disuguhkan Usmar Ismail lebih dari sisi rakyat atau tentara yang berpangkat rendah. Tekanan Belanda membuat rakyat menderita dan berbagai sikap. Ada yang mendukung perjuangan tentara, ada yang menggerutu. Tentara yang memeras rakyat pun sekilas dilukiskan. Kesulitannya adalah menyatupadukan sikap, gerakan dan menegakkan disiplin semua anggota gerakan. Ada juga terselip kisah cinta.

Tidak ada tokoh yang menonjol dalam kisah, karena begitu banyak pihak yang diceritakan sedikit-sedikit. Yang jadi tujuan memang pelukisan peristiwa itu secara global. Film “Enam Djam di Yogya ” dibintangi antara lain oleh Del Juzar, R. Sutjipto dan Aedy Moward. Itu adalah film kedua yang diproduksi oleh PERFINI. Film itu mendulang kesuksesan besar di Indonesia. Film pertama produksi Perfini adalah ” Darah & Doa” ( Long March Siliwangi) yang juga disutradarai Usmar Ismail, produksi tahun 1950.

Semoga saja para ahli sejarah kita tergerak untuk meluruskan, bukan hanya yang terkait dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret di Yogya. Melainkan seluruh sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal dan menghormati sejarahnya. Itu kata Bung Karno, Proklamator dan Presiden pertama RI.

polemik seranganfajar Soeharto
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

July 11, 2025

Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Pakistan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemennya

July 11, 2025

Fadli Zon: Pacu Jalur Jadi Momentum Promosi Budaya Indonesia

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.