Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Syafii Maarif dan Isu Perbudakan Spiritual

Opini May 27, 20224 Mins Read

Ceknricek.com–“Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual. Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini”. Teks ini yang langsung teringat ketika hari ini saya mendengar wafatnya Syafii Maarif. Teks ini dituliskan di akun twitternya sendiri, di @SerambiBuya, tanggal 21/11/2020.

Syafii Maarif sangat kritis dengan kesan diagung- agungkannya seorang tokoh hanya karena isu ia dianggap keturunan Nabi Muhammad. Apalagi jika yang diisukan keturunan Nabi itu tidaklah mengesankan ulama yang pro cara berpikir modern.

Mengagungkan seseorang karena isu keturunan Nabi dianggap bertentangan dengan ajaran Islam yang progresif. Dalam Islam, semua orang pada dasarnya setara belaka. Hanya ketakwaannya yang membedakan, bukan asal usulnya.

Tak ada jaminan seorang keturunan Nabi, Raja, Guru Suci, atau keturunan Presiden, Konglomerat, lebih bertakwa dibandingkan individu lain. Lalu apa faedahnya mengagung- agungkan seseorang karena keturunannya?

Dalam kesempatan lain, Syafii Maarif juga cukup keras. Ujarnya, banyak dari kita yang tak bisa dan tak mau membedakan. Yang mana ajaran Islam, dan yang mana budaya Arab.

Celakanya, sambung Buya Syafii, ada budaya Arab yang sudah rongsokan, yang sudah jatuh, justru kita banggakan di Indonesia. Budaya rongsokan itu kita agung- agungkan. Munculah itu aneka radikalisme. ISIS adalah puncak warisan rongsokan budaya Arab.

Hari ini, cendekiawan muslim, yang sangat keras melawan politisasi agama, yang acap disebut guru bangsa itu sudah tiada.

-000-

Di tahun 2017, beredar foto yang viral di media sosial. Nampak seorang pria di usia senja sedang duduk di stasiun kereta . Sendiri saja. Pria itu bersama banyak orang di sana, sedang menunggu datangnya kereta. Yang ditunggu adalah KRL jurusan Jakarta menuju Bogor.

Ternyata pria itu Buya Syafii Maarif. Foto itu diambil saat aaa akan pergi ke acara peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila. Ini acara yang akan dihadiri dan diresmikan Presiden Joko Widodo, Sabtu, 12 Agustus 2017.

Tenang dan enteng saja, Buya Syafii merespon soal foto viral itu. Ujarnya, “Saya memang orang kampung. Bagi saya sudah biasa berjalan kaki atau bersepeda puluhan kilometer. Naik ojek atau naik kereta api bersama rakyat banyak itu memang dunia saya.”

Buya Syafii nyaman- nyaman saja, di usia yang menua sekalipun, pergi ke mana-mana tanpa ada yang menemani. Ujarnya, saya juga tak punya beban pergi ke suatu tempat dengan angkutan umum.

Ujar Buya Syafii, ia berpikir praktis saja. Jika ia naik kereta, itu semata untuk efisiensi. Kalau ke Bogor lewat puncak kan bisa kena macet. Naik kereta, ia tak kena macet.

Si Anak Kampung. Itu justru sebutan yang Buya Syafii sukai soal dirinya. Si Anak Kampung lalu menjadi judul novel yang ditulis oleh Damien Dematra, karena terinspirasi oleh kisah hidup Buya Syafii.

Sebagai anak kampung, Buya Syafii acap kesulitan ekonomi. Beberapa kali sekolahnya tertunda karena tak memiliki biaya. Ia pernah menjadi buruh, atau guru, untuk menyambung hidup. Itu pekerjaan yang saat itu ada.

Kesulitan ekonomi, hidup yang sederhana, ternyata justu ikut menempanya memiliki karakter yang keras, berani dan peduli pada rakyat kecil.

-000-

Itu peristiwa sekitar tahun 2018. Saya tiba- tiba mendapat telepon, dari nomor yang tak ada nama dalam daftar saya. Ternyata itu dari Buya Syafii. Saya tak menyimpan nomor hanphone yang digunakan Buya Syafii Maarif.

Buya Syafii mengucapkan selamat atas pelatihan Pancasila yang saya selenggarakan di 34 provinsi. Pendidikan politik yang saya buat itu luas diberitakan karena memecahkan rekor dunia. Itu pendidikan politik terbesar Guieness Book of World Record.

Buya menyampaikan pesan yang kuat. “Apapun yang adinda lakukan, lakukan dalam kerangka Keindonesiaan. Dinda membantu calon presiden untuk menang. Atau dinda mengkritik penguasa yang zalim, kerjakan itu dalam kerangka keindonesiaan.”

Hingga hari ini, ujar Buya Syafii, memang Pancasila berharga untuk disebarkan, untuk merekatkan kita selaku bangsa yang beragam. Sambil bercanda, saat itu saya menjawab: “Siaaap komandan.” Ia tertawa.

Selamat jalan Syafii Maarif. Selamat jalan Buya. Selamat jalan Guruku.

27 Mei 2022          

buyasyafiima'arif isuperbudakan spiritual
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.