RNI (Rangkaian Ngopi Imajiner bersama Gus DUR)
Ceknricek.com–‘’Mas, sampeyan berani juga ya nyinggung-nyinggung putri saya si Yenny di tulisan terdahulu hehehe…’’ kata Gus Dur tiba-tiba di pagi yang diguyur rinai hujan bulan Agustus, saya gelagapan sekaligus takut juga. ‘’ Tak apa, saya juga sepakat dengan tulisan sampeyan, apalagi di awal bulan ini partai politik sudah mulai proses pendaftaran sebagai peserta Pemilu 2024 dan kasak-kusuk perihal kerjasama alias koalisi makin marak saja kendati belum ada yang fixed selain KIB (Koalisi Indonesia Bersatu)’’, Gus Dur melanjutkan. Saya bernafas lega, ternyata beliau tidak marah atau berdebat soal tulisan saya terdahulu.
‘’Banyak hal terjadi beberapa waktu terakhir, saya amat prihatin dan simpati dengan kepolisian kita. Mulai soal tembak-menembak atau pembunuhan Brigadir J yang menyeret berbagai pihak hingga dilarangnya CFW (Citayam Fashion Week) gegara dinilai mengganggu kelancaran arus lalu-lintas. Apalagi mulai terjadi keributan antar generasi muda yang berkumpul di area tersebut. Memang, menjadi polisi tidak mudah, so complicated istilahnya Uncle Sam yang tengah dilanda hiper-inflasi dan masuk jurang resesi secara definitif.
Sebagaimana dilansir berbagai media, terbaru, sejumlah remaja terlibat keributan di depan Stasiun Sudirman, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu 6 Agustus 2022 malam. Keributan tersebut diduga melibatkan remaja komunitas SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok) yang sebelumnya tengah naik daun melalui peragaan ‘Citayam Fashion Week’ dan sedang diselidiki pihak kepolisian.
Aksi para remaja tersebut bermula dari saling kejar hingga berteriak lantang dan berlanjut pada aksi saling baku hantam antar sesama remaja.
Bila kita telisik lebih kritis, sejatinya aneka kegiatan para remaja ini hanya ingin tampil beda, dengan cara berdandan seadanya dan berpakaian berbiaya murah. Pada titik inilah ada elemen kreativitas yang disajikan remaja yang bisa menghasilkan nilai tambah ekonomi dan menjadikan para remaja ini terkenal karena banyak diliput oleh para pelaku ekonomi urban, serta menjadi bintang tamu untuk beberapa acara Talk Show di TV, Pod Cast, dan media sosial lainnya. Next, kemudahan komunikasi melalui WIFI gratis di setiap sudut dan taman, smart environtment (ketersediaan taman-taman kota, stasiun modern, bangku taman, trotoar yang bersih), smart building (ada akses penghubung antar gedung perkantoran), mudah diakses. Adanya view kota metropolitan yang memukau menjadi penggerak utama para kaum feri-feri urban untuk mencoba menikmati dan merasakannya.
Tak berlebihan bila dikatakan bahwa evolusi teknologi ikut mentransformasi sisi human, untuk turut bertransformasi, pada posisi ini gaya fashion ABG pinggiran kota dengan berkiblat fashion jalanan remaja di Jepang dan Korea. Fashion, adalah sebuah kata yang bisa mewakili apa yang disebut dengan “perubahan” karena ia cenderung dipandang sebagai penumpahan karakteristik untuk mengekspresikan hasrat dan kreativitas diri. Fashion sebagai pilihan untuk menyatakan kebebasan berekspresi telah terdeterminasi oleh imaginasi dan segala kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya opsi-opsi peragaan dan penampilan kamuflase untuk menjebak dalam rantai kepiawaian kapitalisme yang mendeterminasi mindset konsumen. Industri fashion yang mampu menawarkan berbagai pilihan seolah mengerti dan memanjakan eksistensi yang menawarkan aroma kebebasan yang sebenarnya sebuah trik marketing yang sedemikian rupa menghidupi jiwa materialisme dan kapitalisme akut. Pada titik inilah kita sebagai bangsa besar menuju kemajuan pesat mesti waspada tanpa nada nyinyir.
Di sinilah filosofi soal uang yang dipaparkan Simmel menjadi relevan untuk direfleksikan lebih lanjut di tengah rinai hujan bulan Agustus. Dalam memandang uang sebagai landasan dan metafora bagi keberadaan sosial manusia modern, Simmel sering tampak terpesona dan dikuasai oleh kekuatan semata dan makna uang dalam masyarakat kita. Sama seperti ia sering mengungkapkan ketakutan yang mengerikan pada ketidakadilan dan ketidakmanusiawian yang dilumasi oleh kesetaraan moneter. Uang hanyalah sarana, bahan atau contoh untuk presentasi hubungan yang ada antara fenomena yang paling dangkal, ‘realistis’ dan kebetulan dan kekuatan eksistensi yang paling ideal, arus kehidupan individu dan sejarah. Signifikansi dan tujuan seluruh usaha hanyalah meraih urusan ekonomi sebagai pedoman yang mengarah pada nilai nilai tertinggi dan hal-hal penting dalam semua yang manusiawi.
“Wah, sampeyan jadi ngantuk yaa..kita sudahi saja kalau begitu Mas..sampai ketemu lagi nanti..’’, pungkas Gus Dur lalu menghilang. Saya termangu…
Rinai hujan 7 Agustus 2022
*)Greg Teguh Santoso, pemikir bebas, mengajar di beberapa universitas sambil menempuh studi doktoral.