Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Rektor ‘Ojo Dibandingke’

Opini August 21, 20225 Mins Read

RNI (Rangkaian Ngopi Imajiner) bersama Gus Dur

Ceknricek.com–‘’Mas..bangun Mas..ini menghebohkan..walau sudah klasik juga..,” seru Gus Dur di dekat tempat tidur saya pagi ini saat sinar surya masih redup dan malu-malu menyapa. ‘’Ada apa gerangan Gus..?’’ sahut saya sambil masih mengusap mata agar sungguh terbuka dan bisa melihat sekitar dengan jelas.

‘’Piye tho sampean iki..koq malah enak-enak tidur..ini lho konferensi pers KPK yang telah melakukan tangkap tangan rektor Unila, Universitas Lampung, gegara korupsi dan menetapkan empat orang tersangka, nah lho..mau dibawa kemana dunia pendidikan kita, banyak tanya dan masalah, masa depan bangsa ini bagaimana?

Ulasan dan kajian perihal korupsi telah banyak dilakukan dan dipaparkan, klasik dan berulang. Pada titik ini, tak ada salahnya jika kita merujuk kembali pemikiran idola saya filsuf Aristoteles. Ia menyebut dalam salah satu ajaran filosofisnya bahwa setidaknya ada dua tujuan akhir hidup manusia yang salah, yakni harta dan popularitas.

Harta hanyalah sarana, bukan tujuan yang terdapat dalam dirinya sendiri karena itulah harta tidak menjamin kebahagiaan. Dengan kata lain, tatkala kita mengarahkan seluruh hidup pada harta, justru akan menjauh dari tujuannya yakni kebahagiaan.

Sedangkan popularitas merupakan sesuatu yang terdapat dalam pandangan orang lain, bukan dalam diri orang yang bersangkutan. Orang bisa saja populer meskipun tidak berkualitas (inilah yang banyak dituju khalayak saat ini, termasuk kaum muda kini).

Apabila seseorang populer karena kualitas diri dan prestasinya, maka sesuatu yang harus diusahakan adalah kualitas diri dan prestasinya tersebut, bukan popularitasnya. Pemahaman yang harus diutamakan adalah bahwa popularitas tak lain tak bukan pastilah konsekuensi logis atas kualitas dan prestasi bukan destinasi akhir.

‘Ojo dibandingke’ yang dinyanyikan Farel Prayoga di Istana Negara saat memperingati HUT ke-77 RI, misalnya, menjadi menarik untuk dicermati lebih lanjut, utamanya setelah berlalunya waktu sebagai variabel tak terkendali kehidupan kita. Akankah popularitas tersebut sungguh sejati ataukah hanya fatamorgana sejenak belaka? Kita dengan rendah hati mesti mengakui bahwa masyarakat saat ini menawarkan banyak citra kesuksesan yang (dipikir) membawa pada kebahagiaan. Misalnya: harta berlimpah, reputasi atau popularitas, dan citra diri yang elegan, seakan-akan manusia dalam kondisi tersebut dijamin bahagia.

Dalam upaya mencapai kondisi itulah manusia kerap terjerumus dalam tujuan yang keliru, seperti melakukan korupsi untuk mendapatkan harta yang digunakan guna mendukung popularitasnya. Melalui korupsi, manusia akan memiliki banyak harta dan citra kesuksesan akan melekat pada dirinya. 

Pada titik ini tidaklah berlebihan bila dipahami bahwa kebahagiaan adalah terberi, konsekuensi dari perkembangan kemampuan manusia yang sepenuhnya. Namun secara umum, kebahagiaan seringkali tidak berkaitan dengan kondisi material, reputasi dan nama besar tidak identik dengan kebahagiaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kesuksesan tidak selalu harus bersifat material seperti kaya raya dan terkenal, karena semua itu hanyalah kesuksesan imajiner.

Terutama di zaman serba digital seperti saat ini, kesuksesan dipahami sebagai money, fame, power, and status, empat hal inilah yang menjadi impian setiap orang. Harta dan reputasi hanyalah sarana, meskipun tidak mudah untuk mempertahankan diri di hadapan harta dan reputasi, karena apa yang dianggap sekedar sarana dengan mudah akan memperbudak manusia. Inilah hasrat irrasional yang cenderung tidak terbatas yang merupakan cara keliru dalam mengejar kebahagiaan.

Melalui filsafat etika, Aristoteles menawarkan cara rasional untuk mencapai kesuksesan sejati yang dapat membawa pada pencapaian kebahagiaan. Menurut Aristoteles, jiwa merupakan prinsip dasar atau asas hidup yang terdapat dalam diri manusia. Manakala jiwa manusia termanifestasikan secara optimal, maka akan muncul keutamaan (areté).

Sedangkan kesejatian jiwa adalah rasio, maka areté dapat berfungsi mengoptimalkan pengetahuan dan merefleksikan rasionalitas. Memiliki keutamaan, excellency dengan demikian berarti dasar pengetahuan (kebijaksanaan) manusia secara rasional mengerti tujuan yang ingin dicapainya dan sarana yang tepat untuk dipilih agar tujuannya tercapai.

Keutamaan (areté) atau optimalisasi jiwa hanya bisa diperoleh lewat refleksi rasional atas apapun yang ada di sekitar manusia. Harta benda, reputasi, atau apapun namanya yang bersifat eksternal tidak pernah menjadi harta paling berharga bagi manusia. Semua itu seyogyanya dipinggirkan dengan mengarusutamakan tuntutan reflektifitas rasio agar jiwa manusia bisa tertata secara benar.

Mengingat kebahagiaan hanya bisa diraih melalui sikap hidup yang optimal dengan menempatkan rasio dan pengetahuan sebagai yang memerintah diri manusia. Karenanya, sejauh keutamaan diperoleh melalui pengetahuan, maka pengetahuan menjadi syarat mutlak untuk hidup yang baik dan bahagia Pengetahuan yang dimaksudkan Aristoteles adalah intelektualisme etis. Pengetahuan yang bukan semata-mata teoritis, melainkan pengetahuan yang baik dan telah mendarah daging dalam diri manusia yang bersifat eksistensial. Sehingga melibatkan seluruh kepribadian manusia.

Pengetahuan tersebut akan memberikan referensi kepada seluruh tindakan manusia bahwa tawaran kesuksesan yang masif, menghadirkan diri dalam popularitas dan citra elegan dengan simbol material, adalah sebuah keberanian mengambil resiko karena hanya kebaikan yang mengantarkan manusia pada kebahagiaan.

Akan tetapi susah sekali menentang fakta yang ada di masyarakat, dimana perilaku korupsi menjadi sangat seksi sehingga diminati, dan orang jujur akan hancur sehingga semua orang mundur darinya. Dalam proses membangun kehidupan yang bermutu dan bermakna amatlah dibutuhkan usaha mengembangkan keutamaan diri secara terus-menerus,” papar Gus Dur dengan fasihnya.

Saya masih mencoba memahami dan mencerna paparan tersebut, tatkala tanpa disadari beliau sudah hilang dari pandangan. Terima kasih atas insight ini Gus..bisik batin saya sembari lirih melantunkan tembang Ojo Dibandingke yang masih merasuki hati ini..karena ada joget Pak Prabowo dan Bu Sri Mulyani…

*)Greg Teguh Santoso, pemikir bebas, sedang menyelesaikan program doktor sambil terus berbagi ilmu di beberapa universitas.

kasussuap rektor unila
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.