Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
  • G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok
  • Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI
  • Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Kucing Paramadina

Opini December 16, 20243 Mins Read

Ceknricek.com–Ah, Universitas Paramadina. Sebuah institusi pendidikan dengan misi mulia: menyatukan keislaman, kebangsaan, dan kemodernan. Namun siapa sangka, selain mahasiswa dan dosen, universitas ini ternyata memiliki penghuni lain yang tak kalah setia —kucing-kucing kampus. Mereka bukan penghuni liar, tapi simbol tak terucapkan dari dinamika kehidupan akademik Paramadina yang memadukan alam dan manusia.

Fachry Ali, murid cemerlang Nurcholish Madjid alias Cak Nur yang kini menjadi pengamat politik, menemukan hewan-hewan yang paling disayang Rasulullah Saw tersebut saat baru-baru ini berkesempatan napak tilas di kampus lama Paramadina. Di kampus Jalan Gatot Subroto, Jakarta, ini para kucing hidup damai, berlarian lebih bebas di bawah gedung-gedung dengan fasad beratap lancip yang kini telah dikosongkan.

Fachry melihat, mereka berjalan santai di lorong-lorong yang dulunya pernah jadi pusat diskusi intelektual. Mereka tidur di sudut aula yang menyimpan gema orasi pembaruan Islam. Bahkan, konon, beberapa kucing ini pernah diam-diam ikut mendengarkan seminar anti-korupsi. Tidak heran, dalam napak tilasnya, Fachry mengaku kehilangan, mungkin seperti yang dirasakan kucing warna-warni itu.

“Bayangkan, kucing kehilangan teman,” katanya di Youtube, dengan nada emosi, seolah-olah kucing-kucing ini mahasiswa abadi yang gagal move on dari masa kejayaan Paramadina di Gatot Subroto. Namun, apakah ada upaya serius untuk membawa kucing-kucing ini ke kampus baru Paramadina di Jalan Raya Mabes Hankam, Cipayung, Jakarta Timur? Sebuah kampus luas, dengan gedung-gedung megah, dan bertaman indah.

Tentu saja tidak. Kucing bukan mahasiswa. Mereka tak memiliki KTP, apalagi KTM. Nasib mereka seolah terlupakan di tengah hiruk-pikuk perpindahan barang-barang universitas. Padahal, siapa tahu, kucing-kucing ini menyimpan kenangan lebih dalam tentang Cak Nur dibanding para pengamat politik yang sering berbicara soal “vibes pembaruan pemikiran Islam.”

Mari kita bayangkan sebuah adegan di kampus baru. Para mahasiswa sibuk di kelas, dosen-dosen memberikan kuliah dengan penuh semangat, dan di sudut lapangan kampus, seekor kucing tua muncul, menatap dengan mata tajam. “Di mana tempat diskusi Cak Nur dulu?” tanyanya, dalam bahasa kucing tentunya. Mahasiswa yang kebetulan lewat hanya mengangguk, tidak paham, lalu mengunggah foto kucing itu ke Instagram dengan caption, “The real guardian of Paramadina.”

Tapi, jangan salah sangka. Kehadiran kucing di Paramadina bukan sekadar humor akademik. Mereka adalah simbol. Simbol adaptasi, kebersamaan, keberlanjutan, moderasi, dan tentu saja, toleransi. Jika Paramadina dikenal sebagai miniatur Indonesia karena keragaman dosen dan mahasiswanya, maka kucing-kucing ini adalah miniatur fauna Nusantara yang ikut menjadi saksi sejarah.

Meski begitu, kisah kucing-kucing ini juga menyimpan ironi. Di satu sisi, mereka adalah penjaga setia yang tak pernah minta honor. Di sisi lain, mereka juga bukti bahwa manusia sering lupa pada mereka yang tak bersuara. Sementara mahasiswa belajar tentang leadership dan entrepreneurship, kucing-kucing ini hanya belajar bagaimana bertahan hidup.

Namun, di balik kisah satir ini, ada harapan besar. Universitas Paramadina, yang dibangun Cak Nur pada 10 Januari 1998 dengan nama Universitas Paramadina Mulya, tetap menjadi pusat pembaruan. Rektornya saat ini, Prof. Dr. Didik. J. Rachbini, pernah mengatakan, universitas ini bukan hanya tempat untuk belajar dan mengajar, tapi juga harus berkontribusi untuk mewujudkan masyarakat madani.

Dengan kampus barunya yang lebih luas dan representatif di Cipayung — selain di Cikarang dan Kuningan — Paramadina siap menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban Islam modern yang inklusif. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kucing-kucing kampus lama akan menemukan jalan mereka ke kampus baru, bertemu kawan-kawan mereka yang suka tidur di atas ransel mahasiswa, menjadi penjaga diam-diam dari diskusi keislaman dan kebangsaan yang terus berlanjut.

Karena pada akhirnya, baik manusia maupun kucing, kita semua adalah bagian dari makhluk Allah Sang Pencipta. Kucing mungkin punya narasi besar tentang toleransi dan keberlanjutan, kita menambahkan narasi soal pembaruan, keindonesiaan dan kebangsaan, untuk mewujudkan masyarakat madani. Hidup Paramadina, hidup kucing-kucing kampus!

Cak AT – Ahmadie Thaha

Ma’had Tadabbur al-Qur’ân, 15/12/2024

caknur kucing paramadina
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

July 11, 2025

Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Pakistan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemennya

July 11, 2025

Fadli Zon: Pacu Jalur Jadi Momentum Promosi Budaya Indonesia

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.