Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
  • G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok
  • Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI
  • Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Sensasi Momika

Opini February 8, 20254 Mins Read

Ceknricek.com–Ada sebuah ironi dalam kisah ini: Salwan Momika, pria yang gemar membakar kitab suci demi sensasi, akhirnya tewas ditembak di kediamannya. Entah oleh siapa, entah atas motif apa, tetapi satu hal yang jelas —ia sendiri adalah produk dari islamophobia dan ekstremisme yang ia mainkan.

Mari kita kuliti kisah ini satu per satu. Momika bukan orang Swedia asli. Ia lahir di Irak dan diketahui berlatar belakang Kristen. Pada suatu titik dalam hidupnya, ia berimigrasi ke Swedia, negeri yang terkenal dengan kebebasan berekspresi. Kebebasan ini kemudian ia tafsirkan dengan caranya sendiri: membakar al-Qur’an di depan publik sambil mengumpulkan donasi di TikTok.

Aksinya ia lakukan berulang kali, mulai dari depan masjid hingga gedung parlemen. Setiap kali ia membakar kitab suci umat Islam, jumlah tontonan naik, sumbangan dari para penggemarnya mengalir, dan sensasinya makin besar. Namun, ini bukan hanya soal viralitas. Ia secara sadar memancing amarah miliaran Muslim di seluruh dunia, dengan modal korek api dan selembar kitab suci.

Untuk meredam aksi balasan, Swedia berkoordinasi dengan banyak lembaga Islam dunia. Namun, aksinya kemudian berujung kematian tragis. Pada 29 Januari 2025, Momika ditemukan tewas tertembak di apartemennya di Södertälje, Swedia. Kepolisian dan Badan Keamanan Swedia langsung turun tangan. Bahkan Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menyebut kasus ini berpotensi melibatkan kekuatan asing.

Apakah ini pembalasan dari pihak yang sakit hati? Apakah ini skenario lebih besar, seperti operasi intelijen? Atau justru ini hanyalah akhir dari lingkaran islamophobia dan ekstremisme yang ia ciptakan sendiri? Belum ada penjelasan pasti. Yang jelas, ia bermain-main dari islamophobia, ekstremisme ke monetisasi. Antara prinsip dan pundi-pundi.

Mungkin banyak yang mengira bahwa aksi Momika didasarkan pada ideologi kebencian yang mendalam terhadap Islam. Tak dapat disangkal, seperti dilakukan para pembenci Islam lainnya, ia membakar kitab suci seolah pertunjukan teater. Tapi jika kita melihat lebih dalam, ada juga motif ekonomi yang lebih pragmatis.

Platform media sosial, khususnya TikTok, menjadi panggung bagi siapa pun yang ingin mengkapitalisasi kontroversi. Momika mengakui bahwa dari aksi-aksinya, ia bisa mengantongi sekitar $100–$300 per jam siaran langsung. Sebuah angka yang cukup menggiurkan bagi orang yang hanya perlu menyalakan korek api untuk meraup keuntungan.

Namun, ketika TikTok akhirnya memblokir akun dan fitur donasinya, daya tarik ekonominya mulai redup. Apakah setelah itu ia tetap beraksi demi “prinsip,” atau sekadar mempertahankan popularitas yang mulai pudar? Tak begitu jelas. Namun, dia sudah berinventasi permusuhan, kebencian, dan amarah, yang mungkin berakhir pada penembakannya.

Kasus Momika adalah contoh klasik dari bagaimana islamophobia yang dibakar ekstremisme, jika dibiarkan liar, bisa menjadi bumerang. Kebebasan berekspresi memang hak yang harus dijaga di dunia yang beradab, tetapi bagaimana jika kebebasan itu dipakai untuk memicu kebencian dan konflik? Aksi teatretikalnya sudah kebablasan.

Swedia, dengan segala keterbukaannya, justru harus menanggung dampak politik dari aksi Momika. Negara itu menghadapi kecaman internasional, ancaman keamanan meningkat, bahkan harus mengeluarkan biaya ekstra hingga Rp3 miliar hanya untuk menangani dampak aksi provokatif ini.

Bagaimana kita mestinya bersikap? Pertama, kita harus jeli membedakan antara kritik dan provokasi. Kritik membangun, yang biasa tumbuh di negeri terbuka dengan sistem demokrasi yang kuat, seharusnya berbasis argumen dan dialog, bukan tindakan destruktif yang hanya memancing emosi.

Kedua, kita jangan sampai terpancing, apalagi terkungkung, dalam jebakan media sosial yang mengamplifikasi konflik. Tontonan Momika hanyalah aksi sia-sia, penuh kebencian dan permusuhan terhadap agama Islam. Selebihnya, tontonan kosong di dunia maya hanya menguntungkan mereka yang mencari uang dari kontroversi.

Ketiga, kita tidak boleh membalas ekstremisme dengan ekstremisme. Tindakan kekerasan, jika memang benar Momika dibunuh sebagai aksi balas dendam, hanya akan memperpanjang siklus kebencian. Yang kita butuhkan bukan pembalasan, tapi pemahaman lebih luas tentang bagaimana menangani perbedaan tanpa harus saling menghancurkan.

Momika jelas sudah tiada, tetapi fenomena seperti dirinya akan terus muncul. Selama ada media sosial yang memberikan insentif pada provokator, selama ada massa yang mudah terpancing, dan selama kebebasan berekspresi tidak diimbangi dengan tanggung jawab sosial, islamophobia dan ekstremisme akan tetap menemukan panggungnya.

Dan kita, sebagai penonton yang punya hati nurani bercahaya, harus lebih bijak memilih: apakah kita akan ikut terbakar dalam provokasi, atau kita memilih untuk memadamkannya dengan akal sehat?

Cak AT – Ahmadie Thaha

Ma’had Tadabbur al-Qur’an, 8/2/2025

alquran islamofobia salwanmomika
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

July 11, 2025

Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Pakistan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemennya

July 11, 2025

Fadli Zon: Pacu Jalur Jadi Momentum Promosi Budaya Indonesia

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.