Ceknricek.com–Seorang ibu di Australia dijatuhi hukuman 3 tahun penjara, karena memaksa anak perempuannya dinikahi lelaki yang bukan pilihannya.
Hakim pengadilan di Melbourne, Victoria, Australia, menetapkan bahwa sang ibu bernama Sakina Muhammad Jan, 48 tahun, asal Afghanistan dari golongan Masyarakat Hazara (Shi’ah), setelah menjalani 12 bulan dari hukuman tersebut akan diusir kembali ke negara asalnya.
Hukuman itu dijatuhkan sesudah Dewan Juri sepakat menyatakan sang ibu melanggar ketentuan tentang perkawinan yang berlaku di Australia.
Sakina adalah orang pertama yang harus mendekam dalam penjara di Australia sejak undang-undang tentang “kawin paksa” diberlakukan di Australia lebih dari 10 tahun silam.
Sang anak perempuan bernama Ruqia Haidari, 20 tahun, pernah menikah, juga karena paksaan orang tuanya, namun kemudian diceraikan oleh suaminya.
Demi menjaga harkat dan martabat keluarga (supaya jangan terus punya anak yang sudah menjadi janda) sang ibu Sakina memaksa Ruqia agar menerima pinangan dari lelaki bernama Mohammad Ali Halimi dan pernikahan dilangsungkan dalam bulan Agustus 2019.
Namun baru 5 bulan berumah tangga, Ruqia dibunuh oleh suaminya yang kemudian dihukum penjara seumur hidup. Aparat keamanan di Australia mengalihkan lirikan mereka ke arah sang ibu yang sama sekali tidak bersedia menerima putusan pengadilan, dan anak lelakinya pun menyesalkan putusan tersebut karena alasan tidak sepatutnya sang ibundanya dihukum pada hal ia masih bersedih hati karena anak perempuannya dibunuh oleh suami alias menantu sang ibu Sakina.
Rupanya dalam budaya Masyarakat Hazara seorang anak perempuan yang masih begitu muda sudah menjadi janda dianggap merendahkan martabat keluarga karena sang anak yang menjanda itu masuk dalam kategori “bewa”, artinya seorang (perempuan) yang telah kehilangan nilai atau harga dirinya.
Ketika menjatuhkan vonis, hakim mengatakan mungkin terdakwa (sang ibu) merasa telah melakukan yang terbaik untuk putrinya itu, namun itu adalah anggapan yang keliru.
Hukum Islam dan Asal Usul Masyarakat Hazara
Umumnya para ulama Islam, termasuk di Australia, berpegang pada sunnah bahwa “seorang anak perempuan, dalam Islam, tidak diperbolehkan dinikahkan secara paksa dengan lelaki yang tidak berkenan di hatinya.
Rasulullah (saw) diriwayatkan pernah berucap: seorang perempuan yang pernah menikah jangan dinikahkan kembali tanpa persetujuannya, dan seorang anak gadis jangan dinikahkan tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuannya (yang dapat diberikan dengan cara tidak menjawab pertanyaan apabila diminta kesediaannya untuk dinikahkan dengan seorang lelaki).
Jumlah pendatang asal Hazara (Afghanistan) di Australia memang cukup banyak dan banyak pula di antara mereka yang cukup sukses setelah ditampung di Australia. Umumnya mereka menganut aliran Shi’ah.
Wajah mereka lebih mirip warga Asia Tengah alias ke-Tiongkok-Tiongkok-an, hingga membuat banyak yang tidak tahu akan menyangka bahwa mereka adalah “mualaf” dari Tiongkok, karena umumnya kaum wanita Hazara, tua muda, mengenakan hijab atau selendang.
Masyarakat Hazara adalah keturunan Mongol, khususnya dari para laskar Genghis Khan yang pernah mengepung kota Bamyan (kini Afghanistan) dalam tahun 1221.
Lirik Lagu Kawin Paksa di Indonesia
Ternyata di Indonesia pun rupanya ada “kawin paksa”, begitu rupa hingga pernah dijadikan sebuah lagu dengan lirik yang benar-benar mengenaskan:
Emaak, Bapaak
Tega-teganya
Mak paksa Nikahin saya
Baru lima belas tahun
Dijodohkan dinikahkan mak bapak
Walau hati tak terima demi orang tua Saya tak kuasa
Baru menginjak dewasa Saya sudah menjalani rumah tangga
Cinta pun saya tak punya
Tapi harus tidur Seranjang berdua
Aduh mak, Aduh bapak
Bagaimana harus bagaimana
Kalau saya sudah dewasa tak mengapa
Atau emak jodohkan saya yang sebaya
Mak pilih yang sudah ada istrinya
Orangnya pemarah dan ringan tangannya
Saya sudah tak tahan lagi ingin lari
Apapun yang akan terjadi ku jalani
Mak bapak cuma cari kemewahan
Tapi batin ini Saya yang rasakan
Baru menginjak dewasa
Saya sudah menjalani rumah tangga
Cinta pun saya tak punya
Tapi harus tidur seranjang berdua
Aduh emak, Aduh bapak
Bagaimana Harus bagaimana
Kalau saya sudah dewasa tak mengapa
Atau emak jodohkan saya yang sebaya
Mak pilih yang sudah ada istrinya
Orangnya pemarah dan ringan tangannya