Ceknricek.com — Permasalahan sampah plastik yang kompleks, membuat akhirnya muncul kampanye untuk mulai mengurangi penggunaan plastik. Namun nyatanya sampai sekarang masih penggunaan plastik masih belum berkurang.
Mengutip press release dari guesehat.com, yang diterima redaksi, Sabtu (29/6), Kepala Balai Teknologi Polimer BPPT, Ir. F. M. Erny S. Soekotjo M.Sc. menjelaskan hal tersebut terjadi akibat edukasi tentang plastik yang masih sangat kurang.
Konotasi tentang plastik di masyarakat saat ini adalah sebatas tas plastik ataukantong plastik pembungkus makanan. Padahal, setiap hari kita sangat bergantung pada plastik. Bangun tidur kita sikat gigi menggunakan sikat gigi terbuat dari plastik, jelas Erny memberikan contoh.
Bisa dikatakan, produk plastik dapat ditemukan from basket to rocket, dari dapur hingga luar angkasa. Plastik atau polimer adalah material yang baru ditemukan, lebih muda dibandingkan logam. Dan sampai sekarang, secara material, plastik masih bisa berkembang. Masih sangat terbuka untuk mengembangkan produk baru yang cuztomize sesuai kebutuhan, ujar Erny.
Satu-satunya kelemahan plastik adalah tidak mudah diuraikan oleh bakteri atau mikroorganisme sehingga mencemari lingkungan. Polimer memiliki berat molekul sangat besar karena merupakan gabungan dari monomer-monomer yang lebih kecil dalam proses yang disebut polimerisasi.
Di balik sorotan terhadap sampah plastik yang mencemari bumi, sebenarnya industri plastik adalah industri yang paling rendah energi. Pengolahan plastik sangat rendah energi, hanya sekitar 3,1 KWH dibandingkan pengolahan industri logam (13,9 KWH), kaca, gelas, bahkan kertas. Inilah mengapa plastik disukai dan diproduksi besar-besaran oleh industri.
Masalah terkait penggunaan plastik sebenarnya bukan pada material, namun cara memperlakukan plastik hingga ia berakhir di laut, tutup Erny.