Ceknricek.com — Arkeolog menemukan fosil manusia purba, yang oleh para ahli disebut sebagai sepupu manusia modern. Mereka menyebutnya Homo luzonensis, yang fosil tulang dan giginya ditemukan di Filipina. Mengutip nbcnews, Rabu (10/4), penemuan ini merupakan pengingat lain bahwa homo sapiens–sekarang adalah satu-satunya anggota yang bertahan dari cabang pohon evolusi–bukan satu-satunya manusia yang ada di Asia pada masa itu.
Foto: Scientist.com
“Dan itu membuat pemahaman tentang evolusi manusia di Asia cukup berantakan, rumit dan jauh lebih menarik,” ujar seorang pakar, Matthew Tocheri dari Lakehead University di Thunder Bay, Ontario, seperti dikutip laman thewallofjourney.
Dalam sebuah penelitian yang dirilis jurnal Nature, Rabu (10/4), para ilmuwan menggambarkan temuan berupa tujuh gigi dan enam tulang kaki, tangan, dan paha setidaknya berasal dari tiga individu. Mereka ditemukan di Gua Callao di Pulau Luzon di Filipina utara pada 2007, 2011, dan 2015. Tes pada dua sampel tersebut menunjukkan mereka berasal dari 50.000 tahun dan 67.000 tahun lalu.
Analisis terhadap tulang-tulang dari Luzon membuat para penulis penelitian menyimpulkan, mereka berasal dari anggota yang sebelumnya tidak diketahui dari cabang pohon keluarga homo manusia sekarang.
Salah satu tulang jari kaki dan pola keseluruhan bentuk dan ukuran gigi berbeda dari apa yang pernah dilihat sebelumnya dalam keluarga homo. Dari temuan alat dan ukuran gigi, disimpulkan tubuh manusia ini bertubuh lebih kecil dari rata-rata homo sapiens, kata salah seorang anggota tim, Florent Detroit dari National Museum of Natural History in Paris.
Homo Luzonensis hidup di Asia timur pada waktu yang hampir bersamaan dengan tidak hanya spesies manusia. Namun, anggota-anggota lain dari cabang Homo, termasuk Neanderthal, Denisovans yang dikenal sebagai salah satu sepupu dari Siberia, dan hobbit kecil dari Flores.
Tidak ada tanda bahwa Homo Luzonensis bertemu dengan anggota lain dari kelompok Homo. “Belum diketahui apakah makhluk ini berada di Filipina hingga ribuan tahun setelah usia tulang, yang ditemukan,” tutur Detroit.
Namun, beberapa kerabat manusia berada di Luzon lebih dari 700.000 tahun yang lalu, seperti yang ditunjukkan oleh adanya alat-alat batu dan badak yang mati saat itu. Mungkin spesies yang baru ditemukan itu nenek moyang itu
Detroit melanjutkan tidak jelas bagaimana Homo luzonensis terkait dengan spesies Homo lainnya. Dia berspekulasi bahwa itu mungkin turun dari kerabat manusia sebelumnya, Homo erectus, yang entah bagaimana menyeberangi lautan ke Luzon.
Homo erectus umumnya dianggap sebagai spesies Homo pertama yang berkembang di luar Afrika, dan memainkan peran penting dalam kebijaksanaan konvensional tentang evolusi di luar benua itu. Beberapa ilmuwan telah menyarankan bahwa hobbit di Indonesia adalah keturunan dari Homo erectus.