Ceknricek.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menggelar konferensi pers terkait Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) edisi bulan Maret 2019 di Aula Djuanda, Jakarta, Selasa (19/3).
Menurut Sri Mulyani, hingga akhir Februari 2019, realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp217,21 triliun atau sebesar 10% terhadap target APBN 2019.
Sumber : Kementerian Keuangan
“Angka ini tumbuh sebesar 8,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.
Menkeu menambahkan realisasi penerimaan perpajakan mampu tumbuh sekitar 10% atau mencapai Rp177,24 T.
“Pertumbuhan ini salah satunya didukung oleh pertumbuhan Cukai (768,9%) yg disebabkan oleh pergeseran pola CHT akibat dikeluarkannya PMK 57,” katanya.
Beberapa jenis pajak tumbuh positif pada bulan Januari hingga Februari. Diantaranya adalah Pajak Orang Pribadi (OP) dan Pajak Badan, masing-masing tumbuh sebesar 28,2% dan 40,4%. Angka ini menunjukan ketaatan WP yg makin baik.
Per tanggal 19 Maret 2019, tercatat sejumlah 7.309.825 SPT telah diterima. Angka ini terdiri dari 7.106.666 SPT OP dan 203.159 SPT Badan. Dibanding tahun 2018, jumlah SPT yg diterima tumbuh mencapai 15,32%.
“Kita mendukung masyarakat untuk membayar pajak lebih awal untuk menghindari keresahan mendekati akhir batas pelaporan. Jadi saya tekankan, mari kita sampaikan SPT menggunakan efiling agar lebih cepat lebih nyaman,” ungkapnya.
Sri mengatakan, realisasi Belanja Pemerintah Pusat (BPP) hingga akhir Februari 2019 telah mencapai Rp145,68T atau sekitar 8,91% dari pagu APBN 2019. Kondisi ini menunjukkan bahwa realisasi BPP sedikit meningkat dibandingkan tahun lalu.
Menurutnya, realisasi belanja K/L sampai dengan 28 Februari 2019 mencapai Rp71,23 T atau 8,33% dari pagu APBN tahun 2019. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar 6,91%.
“Penyerapan Transfer ke Daerah dan Dana Desa telah mencapai 15,26% dari pagu, tumbuh 3,86%,” ujarnya.
Terkait realisasi defisit APBN, Sri mengungkapkan hingga Februari 2019 mencapai Rp 54,61 T atau sekitar 0,34% PDB. Realisasi ini lebih rendah dari realisasi defisit di periode tahun sebelumnya, baik secara nominal maupun persentase terhadap PDB,” ujarnya.
“Kita punya buku berisi seluruh data yang telah dipaparkan. Seluruh data ini ada didalam buku APBN kita. Buku ini bisa dan harus dibaca oleh masyarakat. Disini kita jelaskan secara detail kondisi keuangan dan APBN. Unduh sekarang di (link: http://www.kemenkeu.go.id/apbnkita) kemenkeu.go.id/apbnkita.),” tutupnya.