Ceknricek.com — Pascakejatuhan Moammar Khadafi (2011), situasi di Libya masuk fase perang baru. Senin (8/4) sebuah pesawat tempur menyerang satu-satunya bandara, Tripoli. Serangan tersebut bersamaan dengan gerak pasukan Libya Timur yang maju ke Ibu Kota Libya.
Dilansir Reuters, Selasa (9/4), perang antarkubu di Libya itu mengabaikan permintaan global untuk gencatan senjata. Menurut Reuters, pertempuran tersebut akan mengancam pasokan minyak, migrasi bahan bakar ke Eropa dan menghancurkan rencana AS untuk pemilihan yang akan mengakhiri persaingan antara administrasi paralel di timur dan barat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, 2.800 orang telah terlantar akibat bentrokan dan serta banyak lagi yang melarikan diri menghindari perang, meskipun beberapa di antaranya terperangkap.
Sekjen PBB Antonio Guterres menemui pemimpin Pasukan Nasional Libya (LNA), Jenderal Khalifa Haftar. Sumber REUTERS
“PBB terus menyerukan gencatan senjata kemanusiaan sementara untuk memungkinkan penyediaan layanan darurat dan perjalanan sukarela warga sipil, termasuk mereka yang terluka, dari daerah konflik,” kata juru bicara menteri Kesehatan Libya.
Haftar yang memimpin Pasukan Nasional Libya (LNA) memutuskan menyerbu Tripoli sejak akhir pekan lalu. Pertempuran sengit membuat korban tewas saat ini mencapai 32 orang, dan 50 luka-luka.
LNA dibantu pasukan pemerintah poros Benghazi merebut kawasan ladang minyak di wilayah selatan Libya pada awal tahun ini. Serangan ke Tripoli mengejutkan banyak pihak, termasuk pemerintah yang didukung PBB dan Blok Barat (GNA).
Haftar selama ini dianggap sebagai sosok diktator baru pengganti mendiang Moammar Khadaffi. Khadaffi meninggal ditembak pemberontak, setelah tertangkap saat melarikan diri di gorong-gorong.
Selama empat dasawarsa, rezim Khadaffi menyiksa, membunuh, dan menghilangkan paksa para penentang dan lawan politiknya. Meski demikian, Haftar menyatakan memusuhi kelompok bersenjata dan militan.
Ada tiga pihak yang mendukung Haftar, yaitu Mesir, Uni Emirat Arab, dan Rusia. Dalam serangan ke Tripoli, Haftar dibantu sekutu mereka di Misrata.
Haftar mempunyai pasukan sebanyak 85.000 orang. Sedangkan 3.500 di antaranya adalah anggota pasukan elite berjuluk Saiqa (kilat).
PBB sudah meminta supaya pemerintah Libya di Benghazi dan Tripoli berunding pada 14 sampai 16 April mendatang untuk menentukan pemilihan umum. Namun, rencana itu sepertinya buyar setelah Haftar memutuskan menyerbu pemerintah yang didukung PBB.
Misi PBB untuk Libya (UNSMIL) meminta kedua pasukan melakukan gencatan senjata demi kemanusiaan, pada pukul 16.00 sampai 18.00 waktu setempat.
Sekitar 2.800 warga sipil di Tripoli, Libya, dilaporkan mengungsi akibat penyerbuan yang dilakukan oleh pasukan kelompok oposisi dari Benghazi dipimpin Jenderal Khalifa Haftar. Sedangkan sejumlah lainnya disebut masih terperangkap dalam pertempuran.
Tentara Nasional Libya. Sumber : Reuters/Esam Omran Al Fetori
Haftar yang memimpin Pasukan Nasional Libya (LNA) memutuskan menyerbu Tripoli sejak akhir pekan lalu. Pertempuran sengit membuat korban tewas saat ini mencapai 32 orang, dan 50 luka-luka.