Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
  • G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok
  • Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI
  • Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Adakah Pemilih yang Merasa Salah Coblos di TPS, Lalu Minta Kartu Suara yang Baru?

Opini April 22, 20194 Mins Read

Ceknricek.com – Saya belum pernah menemukan yang seperti itu, pun kalau kelak tidak pakai kartu selebar koran lagi. Diganti dengan kartu elektronik, yang mesin coblosnya tidak mengenal pilihan ‘cancel’ di layarnya. Begitulah yang dipakai di India. Di Pemilu sekarang ini. Sampai pemilih yang merasa salah pencet pun memotong ujung jarinya. Yang ada tintanya (DI’s Way: Tinta di Jari).

India sendiri tidak ujug-ujug begitu saja pakai coblosan elektronik. Uji cobanya sudah panjang. Sejak lebih 30 tahun lalu. Secara bertahap, berjenjang pula. Mula-mula hanya untuk pilkada, itu pun hanya di beberapa kota kecil.

Isu paling utama tentu kepercayaan. Apakah mesin elektronik itu bisa dipercaya. Maka untuk memperoleh kepercayaan itu di satu pilkada dilakukan paralel, dengan menggunakan mesin dan juga kertas. Yang diakui secara hukum adalah yang kertas. Dari situ lantas dilihat apakah hasilnya berbeda. Ternyata tidak dan hasilnya benar-benar sama. Orang mulai agak percaya pada mesin itu.

Isu krusial berikutnya adalah apakah tidak ada kecurangan? Misalnya, penyelenggara pemilunya memihak incumbent. Bagaimana kalau itu terjadi?

Perancang mesin sebenarnya sudah menjamin bahwa data yang masuk ke mesin itu tidak bisa diubah oleh siapa pun, bahkan oleh pembuat mesinnya. Jangankan data yang masuk, programnya pun dibuat permanen. Begitu program itu di-install, langsung tergores di silicon. Tidak ada yang bisa menghapus atau mengubah. Program itu tergores permanen di saat mesin itu di produksi.

Tapi, siapa percaya? Kan manusia penuh curiga? Bukankah ayat khusnudzon tidak berlaku di setiap pemilu?

Tidak masalah, akan dijawab dengan bukti.

Maka uji coba yang lain pun dilakukan. Di beberapa distrik, saat pilkada. Caranya, mesin itu dilengkapi printer untuk mencetak semacam ‘kwitansi’. Setiap pemilih diharuskan mencetak pilihannya. Print-out itu dilihat oleh si pemilih. Cocok atau tidak dengan tombol yang dipencetnya tadi.

Sumber: India Today

Berulang kali uji coba jenis ini dilakukan dan hasilnya memuaskan.

Setiap pemilu selalu dilakukan uji coba untuk menjawab seluruh keraguan para politisi. Enaknya uji coba itu bisa dilakukan sering kali. Di banyak daerah, di India begitu banyak pemilu atau pileg. Ada pileg lima tahunan, ada pileg sela. Kalau ada anggota DPR atau DPRD yang mati harus ada pileg di distriknya untuk menggantikannya.

Uji coba itu dilakukan lebih dari 100 kali di begitu banyak daerah. Hasilnya selalu memuaskan. Mengapa?

Karena justru programnya simpel, hanya untuk pemilu. Tidak bisa digunakan lainnya. Tidak seperti komputer pada umumnya yang bisa diapakan saja.

Setelah dipercaya, diproseslah legalitasnya lewat  pengadilan tinggi. Di setiap negara bagian ada yang cepat menyetujuinya, tetapi ada pula yang bertahun-tahun.

Penggunaan Electronic Voting Machine (EVM) ini akhirnya meluas. Semua pengadilan tinggi akhirnya menyetujuinya. Barulah Mahkamah Agung membuat putusan: boleh dilakukan secara nasional. Di Pemilu tahun 2019 ini, yang waktu pencoblosannya 36 hari mulai 28 April lalu dan akan berakhir 19 Mei mendatang.

Perancang EVM ini seorang insinyur mesin, bernama MB Haneefa. Sudah lama sekali, pada tahun 1980 lalu.

Mula-mula diproduksi oleh Barat Electronic Limited. Di BUMN India ini pernah bekerja seorang insinyur yang juga seniman terkemuka, Sujatha Rangarajan. Ia menulis lebih dari 100 novel, sutradara film, menerbitkan buku puisinya, tapi juga menulis lebih 10 buku teknologi.

Sujatha inilah yang mensupervisi temuan MB Haneefa tadi dan akhirnya merekomendasikannya. Publik sangat percaya pada sosok seniman Tamil ini, tapi ia sendiri sudah meninggal 10  tahun lalu di usia 72 tahun. Untunglah ia sempat menyaksikan banyak uji cobanya. Meski ketika diterapkan secara nasional ia sudah tiada.

Kini Electronics Corporation of India Limited juga memproduksinya. Beberapa negara Afrika pun sudah menggunakannya. Bahkan Namibia-lah yang pertama yang memakai EVM ketika di India sendiri masih baru beberapa negara bagian yang mempercayainya. Kini sudah banyak negara Afrika yang membeli. Sudah terjamin keamanan, kehandalan, dan kepercayaannya.

Unit EVM prinsipnya ada dua, yakni keyboard untuk memilih dan prosesor. Dua unit ini dipisahkan dengan kabel sepanjang lima meter. Ada baterai untuk penggunaan di daerah yang tidak ada listrik atau listriknya byar-pet.

Pertanyaan terbanyak dari luar negeri adalah berapa harganya? Jangan kaget, satu unit mesin ini hanya sekitar Rp2 juta. Tepatnya US$170. Harga di India. Di India EVM ini bisa menghemat 10.000 ton kertas setiap pemilu. Belum lagi ongkos distribusinya.

Masih tidak percaya pakai mesin? Masih percaya kertas? Masih lebih percaya pakai kartu selebar koran itu? Yang kini formulir C1-nya pun menjadi seperti harta karun? Yang harus diselamatkan, dijaga, dikawal, dan dirumat itu?

Formulir C1 sekarang ini sudah seperti berhala, yang akan jadi penentu siapa yang sebenarnya menang di Pilpres Indonesia 2019 ini.

Mesin yang akan menghabisi C1 itu nantinya. 

Mesin–bukan undang-undang dan kitab suci–yang akan membuat manusia terpaksa bisa jujur, ketika manusia sudah sulit diajak jujur.

#Pemilu2019 #TPS Opini
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

July 11, 2025

Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Pakistan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemennya

July 11, 2025

Fadli Zon: Pacu Jalur Jadi Momentum Promosi Budaya Indonesia

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.