Ceknricek.com Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politiknya di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (1/2) malam. Pidato politik AHY bertajuk “Rekomendasi Partai Demokrat untuk Presiden Indonesia Mendatang” itu sedianya disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Namun, presiden keenam RI itu absen dari kegiatan partai karena harus menunggui istrinya, Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) yang tengah menjalani perawatan di National University Hospital, Singapura. SBY kemudian menunjuk AHY untuk memimpin pemenangan Pemilu 2019.
“Beliau tidak dapat hadir di tempat ini, karena sedang mendampingi Ibu Ani Yudhoyono dalam menjalani pengobatan dan perawatan secara intensif di Singapura. Insyaallah, hati dan pikiran beliau berdua tetap bersama kita, dalam perjuangan yang penting ini,” kata AHY.
AHY menyampaikan tiga hal pokok rekomendasi bagi presiden terpilih di Pilpres 2019, sebagai wujud kontribusi Partai Demokrat dalam memperjuangkan harapan rakyat Indonesia.
Pertama, tantangan Indonesia 2019-2024, dalam perspektif dunia internasional dan nasional. Kedua, persoalan dan aspirasi rakyat, serta solusi dan kebijakan yang ditawarkan Demokrat. Ketiga, ajakan Demokrat menyikapi perkembangan situasi sosial politik dewasa ini.
Menurut AHY, sebagai negara besar dengan populasi penduduk muslim terbesar, Indonesia kerap disebut sebagai ‘global player, regional power’. Dia optimistis Indonesia akan semakin dihormati dan disegani dunia internasional. “Tetapi, optimisme saja tidak cukup. Untuk itu, kita perlu memahami berbagai tantangan yang akan kita hadapi,” katanya.
Beberapa tantangan global itu, antara lain, dinamika hubungan antarnegara yang diwarnai kerjasama, kompetisi, dan konfrontasi. Masalah SDA yang makin menipis, perubahan iklim, jumlah penduduk dunia yang makin besar, serta perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Kurangi Ketergantungan Impor
Sementara di tingkat nasional, Partai Demokrat memotret sejumlah tantangan, antara lain, bagaimana dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas 6%. Tentu, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, merata dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang juga bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan sekaligus mengurangi kemiskinan.
Tantangan utama lainnya adalah memaksimalkan bonus demografi, penduduk berusia produktif. Demokrat tidak ingin angkatan kerja muda justru menjadi bencana karena tidak memiliki kapasitas, produktivitas, dan daya saing yang tinggi. Pendidikan menjadi kuncinya, baik formal, informal, maupun yang bersifat vokasional, atau pelatihan keterampilan kerja.
“Selanjutnya, kita perlu mencermati kebutuhan energi dan pangan yang semakin meningkat. Di bidang energi, kita harus mampu menyusun strategi untuk mencapai target Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, sebagai bagian dari komitmen Indonesia dalam memenuhi Paris Agreement,” kata putra sulung SBY itu.
Sementara di bidang pangan, Demokrat mengajak Indonesia mengurangi ketergantungan impor. AHY mengajak semua pihak mencari solusi atas tren penurunan lahan pertanian dan berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian. “Itulah sejumlah tantangan kita, lima tahun ke depan. Di balik tantangan, tentunya ada peluang. Dan ini bergantung sebagian besar, pada pilihan kebijakan pemimpin dan pemerintah mendatang,” ujarnya.