Ceknricek.com — Menyambut akhir pekan, nilai tukar (kurs) rupiah bergerak sideways sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Jumat (17/1). Pasar keuangan hari ini mendapatkan sentimen eksternal, seperti data ritel AS dan pertumbuhan ekonomi China 2019.
Seperti dikutip dari Bloomberg, pada pasar spot rupiah ditutup melemah tipis ke p 13.645 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 2 poin atau 0,02 persen dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 13.643 per dolar AS.
Meski ditutup melemah, selama sepekan mata uang Garuda masih menguat 0,92 persen. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini berada di posisi Rp 13.648 per dolar AS atau menguat dari posisi Rp 13.658 per dolar AS dengan kisaran perdagangan Rp 13.716-Rp 13.579 per dolar AS.
Sementara pergerakan mata uang di kawasan Asia cenderung bervariasi dengan peso Filipina menjadi mata uang paling lemah di hadapan dolar AS setelah turun 0,24 persen. Disusul rupee India yang terkoreksi 0,17 persen.
Baca Juga: Poin-Poin Kesepakatan Fase I Amerika Serikat dan China
Baht Thailand dan yen Jepang turut berada di zona merah setelah terdepresiasi masing-masing 0,12 persen dan 0,02 persen. Di sisi lain, yuan China berhasil menjadi mata uang paling kuat setelah naik 0,33 persen, disusul ringgit Malaysia dan won Korea dengan kenaikan masing-masing 0,24 persen dan 0,16 persen.
Sekadar informasi, penjualan ritel Negeri Paman Sam di bulan Desember lalu tumbuh 0,3 persen. Sementara sepanjang tahun 2019 ekonomi China hanya tumbuh 6,1 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 6,6 persen.

Faktor eksternal ini juga mempengaruhi pergerakan IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski ditutup menguat 5,61 poin atau 0,09 persen ke level 6.291,66, selama hari ini IHSG lebih banyak berkubang di zona merah.
Sementara kelompok 45 saham unggulan (LQ45) bergerak naik 3,83 poin atau 0,37 persen menjadi 1.029,64. Secara sektoral, tiga sektor naik dimana sektor pertanian menjadi yang paling tinggi yaitu 0,75 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor industri dasar masing-masing naik 0,73 persen dan 0,62 persen.
Sementara itu, tujuh sektor lainnya terkoreksi dimana sektor properti turun paling dalam yaitu minus 1,26 persen, diikuti sektor aneka industri dan sektor perdagangan masing-masing minus 0,58 persen dan minus 0,4 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp196,97 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 456.329 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,62 miliar lembar saham senilai Rp6,18 triliun. Sebanyak 159 saham naik, 231 saham menurun, dan 148 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 108,2 poin atau 0,45 persen ke 23.041,3, indeks Hang Seng menguat 173,4 poin atau 0,6 persen ke 29.056,4, dan indeks Straits Times menguat 3,03 poin atau 0,09 persen ke posisi 3.281,03.
BACA JUGA: Cek BISNIS INDUSTRI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini